Pemprov DKI Tindak Tegas Bullying Dunia Pendidikan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengaku akan bertindak tegas apabila masih terjadi bullying (tindak kekerasan) dalam dunia pendidikan.
Hal ini ditegaskan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah (Kasudindikmen) Kota Jakarta Selatan, Suharyanto pada Rabu (3/9) seusai menemui Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama di Kantor Gubernur, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
“Ini tidak hanya untuk SMA 3 saja, tetapi untuk semua institusi pendidikan, tidak ada tindakan kekerasan lagi,” kata Suharyanto.
Sebagaimana diketahui, Kepala Polres Metro Jakarta Selatan (Kapolres Metro Jaksel), Komisaris Polisi (Kompol) Indra Fadhillah Siregar mengatakan pada Selasa (2/9) pihaknya telah menahan dua alumnus SMA Negeri 3 Jakarta berinisial W dan J, serta satu siswa dari sekolah yang sama berinisial WN, lantaran diduga terlibat kasus penganiayaan berujung kematian terhadap ACA (16), siswa kelas X SMAN 3 yang meninggal pada Kamis (31/7) seusai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam di Gunung Tangkubanparahu, Jawa Barat.
Para alumnus dan siswa ditahan di Mapolres Jaksel dengan tuduhan pasal 351 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juncto pasal 80 ayat 1 dan 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Sebelumnya pada Jumat (28/8) lalu, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis 1,5 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun terhadap empat terdakwa pelaku kekerasan terhadap ACA yakni TM, AM, PU, dan KR. Tiga alumni juga ditetapkan sebagai tersangka.
Suharyanto memuji ketegasan Basuki Tjahaja Purnama yang menyatakan dengan tegas bahwa kekerasan dalam dunia pendidikan tidak diberikan tempat lagi, dan para pelaku tidak pandang bulu apakah dari alumnus, maupun kakak kelas sekalipun harus berani dikeluarkan oleh pihak sekolah.
Suharyanto, dalam kesempatan tersebut menemani Arif Setyadi dan Diana Dewi, orang tua dari ACA menghadap Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Pertemuan itu dilakukan selama 90 menit, didampingi anggota Gerakan Anti Bully (GENAB).
"Kalau dulu kan kita gamang, tapi sekarang kita bersyukur dukungan pak Ahok (nama akrab Basuki Tjahaja Purnama) luar biasa," kata Suharyanto.
Selain itu, Suharyanto menegaskan keterlibatan alumni juga akan dibatasi dalam kegiatan sekolah. Pasalnya, siswa siswi yang baru tamat masih rentan labil dalam pemikiran dan perbuatan. Suharyanto menyatakan pendidikan adalah kepentingan semua sehingga harusnya jadi tanggungjawab bersama. Dia meminta semua pihak, termasuk orang tua, masyararakat untuk tidak bersikap tak peduli.
“Kekerasan itu kan terjadi seringnya di luar sekolah. Masyarakat kalau ada apa-apa laporkan ke sekolah dan dinas pendidikan. Ke depan diharapkan tidak ada lagi tindakan bullying,” tutup Suharyanto.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...