Pemrakarsa Clap for Carers Inggris Sebut Kampanye Perlu Diakhiri Pekan Depan
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Pemrakarsa inisiatif Clap for Carers di Inggris mengatakan tepuk tangan meriah nasional berikutnya bagi pekerja garis depan akan menjadi yang terakhir, seperti dilansir harian Evening Standard.
Sejak 26 Maret, kampanye ini dilakukan setiap Kamis malam dari pintu rumah, jendela, kebun, dan balkon sebagai bentuk penghargaan kepada dokter, perawat, dan semua orang yang terlibat dalam menangani penyebaran COVID-19.
Namun, sang pemrakarsa, Annemarie Plas, berpendapat akan “indah” apabila mengakhiri Clap for Carers setelah pekan ke-10, dan menjadikannya acara tahunan.
“Saya pikir baik jika Kamis (28/5) depan menjadi rangkaian aksi terakhir, karena untuk menciptakan dampak terbesar saya pikir akan baik jika menghentikannya saat sedang di puncak ... Tanpa menjadi terlalu politis, saya sependapat dengan beberapa orang yang menilai hal ini telah dipolitisasi,” kata Plas, instruktur yoga berusia 36 tahun asal London selatan, seperti dikutip Evening Standard.
“Saya pikir narasinya mulai berubah dan saya tak ingin tepuk tangannya menjadi negatif,” ia melanjutkan.
Pada Jumat (22/5) sore tercatat penambahan sebanyak 282 pasien meninggal akibat COVID-19 di Inggris, sehingga jumlah total kematian akibat virus corona di negara tersebut menjadi 36.675, kata Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps, pada Sabtu (23/5).
Angka tersebut termasuk kematian di semua lokasi, seperti rumah sakit, panti wreda, dan komunitas yang lebih luas.
Sementara itu, 2.959 orang dikonfirmasi positif terjangkit virus ini, sehingga jumlah kasus terkonfirmasi di Inggris menjadi 257.154 pada Sabtu pagi waktu setempat. (Xinhua/Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...