Penanganan Banjir DKI Masih Terbentur Kendala
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menyambut musim penghujan, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya menangani banjir, salah satunya pembenahan yang dilakukan di wilayah perairan seperti waduk atau sungai. Namun pihaknya mengakui belum bisa semuanya ditangani. Dalam pelaksanaannya selalu saja ada kendala yang dihadapi.
"Kita ambil contoh sederhana saja waduk pluit, kita hanya mampu mengerjakan 20 persen karena sisi kanan masih dipenuhi pemukiman liar. Sungai-sungai juga begitu," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Rabu (30/10).
Basuki mengatakan jika menggunakan dredger bisa 1.400 rumah langsung tersedot. Akan tetapi pihaknya tidak berani melakukannya atas dasar kemanusiaan. "Kita hanya melakukan untuk sisi barat, itu pun sampai dibilang melanggar HAM hanya untuk memindahkan orang ke rumah susun. Kalau sisi barat dan selatan tidak kita bereskan kemarin, tidak mungkin pekerjaan bisa selesai 20 persen." tegas Basuki.
Oleh karena itu menurut Basuki selama waduk dan sungai yang masih diduduki itu tidak dibersihkan, pihaknya tidak mungkin bisa melakukan penanganan banjir. "Makanya kita minta pengertian warga juga untuk segera pindah, bukan kita melanggar HAM, tapi anda yg melanggar HAMnya orang sebenarnya. Kami bangun rumah susun kan, butuh waktu, makanya sekarang kita sedang bangun, itu yang sedang kita kerjakan prosesnya," tandasnya.
Basuki berharap orang yang sudah diberikan rumah susun sudah mengerti, dan mau pindah. Dia membenarkan bahwa hal tersebut dilakukan Pemprov sebagai salah satu upaya penanganan banjir.
Editor : Bayu Probo
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...