Penasihat Paus: Gereja Katolik Harus Minta Maaf kepada LGBT
DUBLIN, SATUHARAPAN.COM - Seorang kardinal terkemuka dari Jerman mengatakan Gereja Katolik harus meminta maaf kepada komunitas gay atas perlakuan buruk gereja terhadap mereka, yang belum berubah hingga saat ini.
Berbicara di Dublin, Irlandia, Kardinal Reinhard Marx mengatakan: "Sejarah homoseksual dalam masyarakat kita sangat buruk karena kita telah melakukan banyak hal untuk meminggirkan [mereka]."
Sebagai gereja dan masyarakat "kami juga sudah mengatakan 'maaf, maaf'".
Kardinal Marx adalah anggota dewan yang terdiri dari sembilan kardinal yang dipilih oleh Paus Fransiskus untuk menasihatinya.
Sampai "baru-baru ini", gereja, dan juga masyarakat luas, telah "sangat negatif mengenai kaum gay. . . itu seluruh masyarakat. Itu adalah skandal dan mengerikan, "kata dia kepada The Irish Times, yang melansirnya Minggu (26/6), setelah sang kardinal berbicara dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan di Trinity College, akhir pekan lalu.
Dia mengatakan dia "terkejut" ketika menyadari orang-orang yang menghadiri Sinode Luar Biasa para uskup di bulan Oktober 2014 di Roma, menanyakan kepadanya tentang kemungkinan untuk menolak dan menganggap tidak bermakna suatu hubungan sesama jenis yang sudah berlangsung bertahun-tahun dimana keduanya saling setia.
"Kita harus menghormati keputusan manusia. Kita harus menghormati juga, seperti yang saya katakan di sinode pertama tentang keluarga -- beberapa terkejut tapi saya pikir itu normal. Anda tidak bisa mengatakan bahwa hubungan antara seorang pria dan seorang pria lain, dan mereka setia [yang], tidak dianggap dan tidak layak, " kata dia.
Namun Uskup Agung Munich dan Freising itu tidak mau mengomentari ketika kepadanya ditanyakan apa pandangannya tentang penjelasan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Parolin, yang menganggap hasil referendum kesetaraan perkawinan di Irlandia tahun lalu sebagai "kekalahan bagi kemanusiaan".
Kardinal Marx mengatakan, "Saya tidak mengomentari orang lain karena itu tidak baik." Sebagai orang luar dalam konteks Irlandia ia "ragu-ragu" tentang membuat penghakiman, katanya.
Marx berbicara kepada media di Trinity College Dublin setelah dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Trinity Loyola Institute dengan tema Peran Gereja dalam Masyarakat Pluralis: Pembebas yang Baik atau Pengaruh yang Baik?
Ia mengatakan terserah kepada negara "untuk membuat peraturan tentang homoseksual sehingga mereka memiliki hak yang sama atau hampir sama. . . tetapi pernikahan adalah soal lain," kata dia.
Negara sekuler "harus mengatur kemitraan ini dan untuk membawa mereka ke posisi yang adil dan kita sebagai gereja tidak bisa melawannya".
Tetapi "dalam semua sejarah umat manusia perkawinan adalah hubungan antara seorang pria dan seorang wanita, keduanya secara terbuka memberikan kehidupan bagi generasi berikutnya dan saya kira itu adalah hubungan khusus."
Negara "harus sekular. Negara bukan negara Kristen. Tapi masyarakat tidak sekular. Masyarakat terdiri dari Kristen atau agama, non-agama, multi-agama, apa pun, "katanya.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...