Pendeta Makamkan Istrinya di Dalam Gereja Picu Kontroversi
GOKWE, ZIMBABWE, SATUHARAPAN.COM - Umat Kristen di Distrik Gokwe, Zimbabwe, dikejutkan oleh tindakan seorang pendeta yang menguburkan istrinya di dalam gereja. Yang lebih memicu kontroversi lagi, jenazah istrinya dimakamkan di dekat mimbar sehingga memunculkan kecemasan bagi mereka yang biasa beribadah di gereja tersebut.
Lazarus Muyambi, pendeta emeritus gereja Anglikan di Zimbabwe, mengambil keputusan kontroversial itu pada hari Sabtu dua pekan lalu, setelah istrinya, Neddie Ziyambi, meninggal dunia. Makam istrinya tersebut berada di dalam kapel (gereja kecil) di dalam sekolah yang dikelola oleh keluarga itu.
Gambar pemakaman dan peti jenazah segera tersebar lewat dunia maya dan memunculkan kehebohan di Zimbabwe. Menurut New Zimbabwe, mengutip berbagai sumber, Muyambi juga menolak menyerahkan sekolah yang dikelolanya itu kepada gereja, dengan alasan, dirinya lah alasan sekolah itu dibangun.
"Meskipun (sekolah) itu dibangun memakai sumbangan dari Inggris, dia bersikeras bahwa dia yang mengumpulkan dana dan gereja gagal merebut sekolah itu dari dia," kata orang dalam gereja.
Gereja yang dijadikan tempat pemakaman tersebut berada di sekolah dasar Chita Chezvipo Zvemoto (CZM), yang dikelola Muyambi. Selain memiliki sekolah tersebut, Muyambi juga mengelola panti asuhan dan sekolah penyembuhan serta asrama.
Muyambi, menurut sebuah sumber, sangat ditakuti oleh warga gereja karena dia juga dikenal sebagai seorang inyanga (dukun). Banyak yang merasa insiden ini akan membawa pertanda buruk kepada masyarakat.
"Gereja adalah tempat ibadah dan bahkan Yesus Kristus tidak dimakamkan di gereja, ini akan membawa pertanda buruk untuk Gokwe," kata Joseph Muganda, salah satu anggota gereja.
Sandra, salah seorang warga gereja, mengatakan masalah ini akan mereka bawa kepada kepala komunitas mereka, Chief Njelele. Menurut dia, Chief Njelele harus memanggil Muyambi untuk ditanyai. Menurut dia, kejadian ini bisa mendatangkan bencana kekeringan di daerah mereka.
"Hal seperti ini tidak pernah terdengar. Chief Njelele harus intervensi. Ini akan mendatangkan kekeringan di wilayah ini," kata dia.
Pelayat lain, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, ketika pertama kali Muyambi mengatakan ia akan memakamkan istrinya di dalam gereja, mereka mengira dia bercanda. "Tetapi semuanya menjadi terkejut ketika itu menjadi kenyataan. Kerabatnya mencoba memprotes tetapi tidak dipedulikan," kata dia.
Tidak hanya itu. "DIa meminta istrinya dimakamkan di depan altar di sebelah mimbar. Ini berarti setiap kami mereka beribadah, makam itu akan tepat berada di depan umat. Tidak ada yang berani membantah karena bangunan itu milik dia," kata seorang sumber.
Menurut yang hadir, Muyambi mengatakan istrinya berhak dimakamkan di dalam gereja karena istrinya merupakan anggota pendiri dari bangunan tersebut.
Salah seorang anak Muyambi juga mendukung pemakaman di dalam gereja. Menurut Izwi Muyambi, tidak ada yang salah dengan tempat pemakaman seperti yang dilakukan untuk ibunya. Menurut dia, hal seperti itu lazim terjadi di gereja-gereja Anglikan dan Romawi.
"Tidak ada yang salah dengan seseorang dikuburkan di gereja, karena merupakan norma dalam sistem Gereja Anglikan dan keluarga ibu saya juga nyaman dengan dia yang dimakamkan di sana," kata dia.
Namun orang tua murid di sekolah itu sudah mengancam akan memindahkan anaknya agar tidak bersekolah di sana.
Menurut tradisi Katolik, hanya rahib, uskup dan martir yang dimakamkan di dalam gereja.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...