Pendidik: The Road Less Traveled
Saya dapat mengerti alasan para pendidik: di jalan yang lebih hening itu, kami akan memiliki banyak kesempatan menyentuh pribadi-pribadi istimewa yang diberikan Sang Kuasa ke dalam pengasuhan kami….
SATUHARAPAN.COM – ”Bulan depan saya mulai mengajar lagi,” lapor saya kepada sahabat karib saya dalam suatu kesempatan. Karib saya turut bersemangat, dia ingin juga mengajar untuk menyumbangkan pengetahuannya. Sambil lalu dia bertanya, berapa fee yang dibayarkan per sks. Saya memaparkan rinciannya sambil menuturkan impian saya yang lain untuk dapat melanjutkan pendidikan saya demi terus memperbaiki kualitas mengajar. ”Bagaimana cara yang mudah menempuh Tangerang–Depok, ya?” Tanya saya berharap dapat kuliah di Universitas Indonesia.
”Buat apa…?” gumamnya tidak jelas, kemudian dengan santun dia mengalihkan topik pembicaraan kami. Tidak sekali pun lagi terdengar hasratnya untuk mengajar. Ooops… apakah saya telah mematahkan semangat teman saya ini dengan berterus terang memaparkan imbalan seorang pendidik yang jauh dari harapannya yang biasa menerima imbalan seorang general manager?
Hingga saat ini saya masih menantikan perwujudan cita-cita sahabat saya yang lain, kini seorang direktris bank swasta. Dia ingin juga mengamalkan ilmunya. Tentu saja ilmu dari seorang praktisi sangat berharga karena dia berbicara berdasarkan pengalamannya. Saya sungguh berharap suatu saat dia akan mewujudkan impiannya yang satu itu…mengajar. Meskipun dengan sedih saya harus mengakui… saya tidak seberapa yakin….
Persahabatan pada masa sekolah selalu indah untuk dikenang. Saya berjumpa dengan teman direktris ini, pada program S2. Kami berada dalam kelompok yang sama, dan sangat kompak bahu-membahu mengerjakan tugas, berdiskusi, berdebat…. Namun, ketika kami sama-sama menerima sertifikat tanda kelulusan, kami adalah dua orang yang berada di depan jalan bercabang.
Dan saya, mengikuti banyak pendidik lain, akhirnya memilih jalan yang jarang dilalui itu, the road less traveled, demikian Robert Frost, penyair terkenal itu. Tentu Sang Penyair memiliki alasannya sendiri. Namun, saya dapat mengerti alasan para pendidik: di jalan yang lebih hening itu, kami akan memiliki banyak kesempatan menyentuh pribadi-pribadi istimewa yang diberikan Sang Kuasa ke dalam pengasuhan kami…. Suatu saat mereka akan menjadi GM, direktur, pemilik perusahaan, menteri, presiden… dan jika kami cukup meninggalkan kesan, satu-dua orang pendidik muda yang setia pada profesi dan mengasihi kehidupan.
Ah, betapa menyenangkan melangkah di jalan yang jarang dilalui.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...