Pendidikan Inklusif Tumbuhkan Semangat Peduli
KENDARI, SATUHARAPAN.COM – Pendidikan iklusif yang lalu dan merangkul semua kalangan, baik anak dengan kebutuhan normal maupun anak berkebutuhan khusus dinilai menjadi sarana yang efektif dalam penanaman pendidikan karakter serta menumbuhkan semangat peduli.
Hamid Muhammad Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian dan Kebudayaan pada Jumat (19/9) di Kendari, Sulawesi Tenggara menyampaikan bahwa bercampurnya anak dengan beragam latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan karakteristik yang teramu dalam pendidikan inklusif dapat menimbulkan semangat peduli, meningkatkan kerja sama, menumbuhkan sikap menghargai perbedaan, dan rasa saling menghormati pada diri anak.
Melalui pendidikan inklusif, guru dan kepala sekolah akan terus mengasah kreativitas dan inovasi untuk melayani dan menyelenggarakan pembelajaran sesuai karakteristik yang beragam tersebut. Akan tetapi, hal ini perlu upaya yang cukup tinggi agar seluruh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mendapat hak pelayanan pendidikan yang bermutu.
Sulawesi Tenggara sebagai provinsi ke tujuh yang menerapkan pendidikan inklusif telah disambut baik oleh Kemendikbud. Sementara itu, Hamid berpendapat bahwa pendidikan inklusif ini kini telah dilebarkan sayapnya hingga jenjang universitas. Program inklusif ini menurutnya tentu akan mengalami banyak tantangan, seperti minimnya fasilitas, infrastruktur, staf pengajar, dan lain sebagainya.
“Permasalahan ini tidak bisa ditangani secara parsial, tetapi harus ada dukungan dari semua pihak, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga level paling bawah. Untuk itu, saya mengajak untuk bersama-sama mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh anak bangsa,” Hamid memaparkan. (kemdiknas.go.id)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...