Loading...
INSPIRASI
Penulis: Daniel Herry Iswanto 01:00 WIB | Kamis, 23 Oktober 2014

Pendidikan Perdamaian

Dibutuhkan suatu kebesaran hati dan semangat saling mengampuni sesempurna mungkin—mengampuni hingga tujuh puluh kali tujuh kali—untuk dapat menciptakan perdamaian.
Foto: sidomi.com

SATUHARAPAN.COM – Perjumpaan Jokowi dan Prabowo di kediaman Begawan Ekonomi Soemitro Djojohadikusumo, Jl. Kertanegara 4, Kebayoran Baru, benar-benar menjadi berita gembira minggu ini. Perjumpaan itu mampu mencairkan kebekuan tiga bulan sejak pengumuman hasil Pilpres di KPU, MK, hingga Sidang Paripurna DPRRI dan MPRRI, sekaligus memberi harapan baru bagi perjalanan Indonesia lima tahun ke depan.

Bisa dibayangkan betapa terharunya Prabowo, ketika Jokowi datang ke tempat kediaman keluarga besarnya untuk menjumpainya. Betapa rendah hatinya sosok Jokowi, itulah barangkali yang dipikirkan Prabowo tentang sosok pesaingnya dalam pilpres lalu. Walau telah menjadi presiden terpilih, namun tetap mau menyambanginya. Bahkan, akan ada pertemuan lanjutan di Hambalang.  

Mengapa Jokowi tidak datang sehabis pengumuman KPU atau keputusan MK? Momentumnya sangat tepat, ketika Prabowo berulang tahun ke-63 dan koalisinya memenangkan kepemimpinan parlemen. Secara psikologis, kedua koalisi saling memenangkan pertarungan. Saling mengucapkan selamat!

Bisa dibayangkan betapa kagetnya Jokowi, ketika Prabowo menyambutnya dengan hangat, penuh rasa hormat, dan persahabatan. Itu dikatakan sendiri oleh Jokowi kepada Najwa Shihab.   Saking terkejutnya, ketika Prabowo memberi penghormatan khas militer, Jokowi hanya bisa membalas dengan khas Jawa, menundukkan badan dan kepala, sebagai tanda hormatnya. Betapa rendah hatinya sosok Prabowo, mungkin itu yang dipikirkan Jokowi tentang sosok Prabowo yang menyambut kedatangannya dengan penuh semangat dan kehangatan.

Nilai saling menghargai, saling menerima, dan saling mengakui itulah yang telah diperlihatkan oleh kedua sosok penting dalam Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih, dalam memberi contoh pendidikan perdamaian bagi rakyat dan elite politik lainnya.   Dibutuhkan suatu kebesaran hati dan semangat saling mengampuni sesempurna mungkin—mengampuni hingga tujuh puluh kali tujuh kali—untuk dapat menciptakan perdamaian.

Perjumpaan Jokowi dan Prabowo memberi angin segar bagi perbaikan kehidupan bernegara, sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan politik ke arah kehidupan yang lebih baik dan bermartabat, yang bermuara pada kesejahteraan rakyat.

Semoga!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home