Peneliti Australia Temukan Metode Potensial Perlambat Alzheimer
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM –Tim peneliti Australia pada Jumat (28/2) mengatakan berhasil mereplikasi proses penting di otak yang mengarah pada sebuah metode potensial untuk memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer.
Mengatasi hilangnya proses di otak yang disebut "pengeditan RNA" dapat memperlambat perkembangan kondisi neurologis utama dan gangguan sinaptik lainnya, kata Universitas Teknologi Sydney dalam sebuah pernyataan pada Jumat (28/2) malam.
"Pengeditan RNA" merupakan mekanisme genetik yang memodifikasi protein penting dalam hubungan antara sel-sel saraf otak yang disebut sinapsis, kata universitas itu. Pengeditan RNA dideregulasi dalam otak pasien penyakit Alzheimer, namun tidak diketahui apakah hal tersebut dapat menyebabkan penyakit.
Para peneliti universitas itu "mereplikasi proses deregulasi ini pada otak tikus, dan menemukan bahwa hal tersebut menyebabkan hilangnya sinapsis, seperti yang terjadi pada Alzheimer." Alzheimer merupakan kelainan neurologis yang progresif dan ireversibel, serta merupakan bentuk demensia yang paling umum, dengan sebagian besar pasien berusia di atas 65 tahun.
"Memahami mekanisme yang mengarah pada hilangnya sinapsis sangat penting untuk memahami bagaimana pasien yang menderita penyakit Alzheimer mulai kehilangan kapasitas ingatan mereka dan bagaimana mencegah hal itu terjadi," kata Profesor Bryce Vissel, penulis senior dari temuan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Molecular Brain tersebut.
"Studi kami sangat penting karena saat ini kami telah menunjukkan mekanisme yang dapat menyebabkan hilangnya sinapsis seperti yang terjadi pada penyakit Alzheimer."
Dr Gary Morris, ilmuwan yang berkontribusi dalam penelitian itu, mengatakan bahwa karena "sinapsis penting untuk pembelajaran, hilangnya sinapsis ini dapat menyebabkan hilangnya ingatan."
"Studi kami menunjukkan bahwa jika kita dapat mengatasi hilangnya pengeditan RNA di otak, kita kemungkinan besar dapat memperlambat penyakit itu."
Vissel mengatakan langkah para peneliti selanjutnya adalah "untuk melihat apakah mereka dapat menyelamatkan (kondisi) kekurangan sinapsis dan memori pada penyakit Alzheimer, dengan mengatasi hilangnya pengeditan RNA di otak penderita Alzheimer."
"Kami memiliki alasan kuat untuk berpikir bahwa pada akhirnya (penelitian) ini dapat menjadi pendekatan yang sangat bermanfaat untuk mengobati penyakit Alzheimer dan penyakit neurodegeneratif potensial lainnya seperti Parkinson," kata Vissel. (Xinhua/Ant)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...