Peneliti: Di Permukaan, COVID-19 Bertahan Hidup Berjam-jam Hingga Beberapa Hari
SATUHARAPAN.COM-Berapa lama virus corona baru (COVID-19) bertahan di udara terbuka dan berpotensi menular? Pertanyaan ini termasuk yang menggoda di tengah pandemi yang disebabkan virus yang sangat menular, dan jawabannya mungkin membantu untuk mengatasi penyakit ini.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa virus corona baru dapat tetap bertahan dan menular melalui tetesan di udara selama berjam-jam, dan di permukaan hingga berhari-hari. Para ilmuwan dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), bagian dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, berusaha meniru virus yang tersimpan dari orang yang terinfeksi ke permukaan sehari-hari di lingkungan rumah tangga atau rumah sakit, seperti melalui batuk atau dengan menyentuh benda.
Mereka menggunakan alat untuk mengeluarkan aerosol untuk menggandakan tetesan mikroskopis yang terjadi dalam batuk atau bersin.
Para ilmuwan itu kemudian menyelidiki berapa lama virus tetap menular pada permukaan ini, menurut penelitian yang muncul online di New England Journal of Medicine pada hari Selasa (17/3).
Setidaknya Tiga Jam
Tes menunjukkan bahwa ketika virus dibawa oleh tetesan yang dilepaskan ketika seseorang batuk atau bersin, virus itu tetap dapat hidup, atau masih dapat menginfeksi manusia, dalam aerosol setidaknya selama tiga jam.
Pada permukaan plastik dan stainless steel, virus yang masih bisa menginfeksi dideteksi setelah tiga hari. Di atas kertas, virus itu tidak dapat hidup setelah 24 jam. Pada tembaga, butuh empat jam hingga virus menjadi tidak aktif.
Tim peneliti juga menemukan bahwa dibutuhkan sekitar 66 menit untuk setengah partikel virus kehilangan fungsinya jika mereka berada dalam tetesan aerosol. Itu berarti bahwa setelah satu jam dan enam menit, tiga perempat partikel virus pada dasarnya tidak aktif, tetapi 25% masih dapat hidup.
Jumlah virus yang “layak” pada akhir jam ketiga akan turun menjadi 12,5%, menurut penelitian yang dipimpin oleh Neeltje van Doremalen dari fasilitas Montana NIAID, di Rocky Mountain Laboratories.
Pada permukaan stainless steel, dibutuhkan lima jam 38 menit untuk setengah dari partikel virus menjadi tidak aktif. Pada plastik, waktu paruhnya adalah enam jam 49 menit, kata para peneliti.
Di atas kertas karton, waktu paruh itu adalah sekitar tiga setengah jam. Waktu bertahan hidup terpendek adalah pada tembaga, di mana setengah virus menjadi tidak aktif dalam waktu 46 menit.
Namun demikian para peneliti mengatakan ada banyak variabilitas dalam hasil tersebut. "Jadi, kami menyarankan agar berhati-hati dalam menafsirkan angka-angka itu.” (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...