SAINS
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
11:11 WIB | Selasa, 29 April 2014
Peneliti Temukan Antibodi untuk MERS
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Para ilmuwan melaporkan menemukan antibodi alami untuk menangkal virus yang baru muncul, Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Penemuan itu menurut mereka merupakan langkah awal untuk mengembangkan pengobatan untuk penyakit yang sering mengakibatkan kematian ini.
MERS, adalah mirip virus SARS dan pertama kali terdeteksi pada tahun 2012. MERS telah menjadi wabah di negara Timur Tengah dan kasus sporadis di seluruh dunia, telah menimbulkan kekhawatiran internasional dalam beberapa pekan terakhir dengan lonjakan pasien dan kematian di Arab Saudi.
Pejabat Saudi mengkonfirmasi terjadi lebih dari 26 kasus dan 10 kematian MERS hanya di akhir pekan ini, hingga jumlah korban di Arab Saudi sendiri sudah mencapai 339 kasus, dimana 102 meninggal.
Saat ini belum ada obat atau vaksin untuk MERS - penyakit pernafasan parah yang menyebabkan batuk, demam, sesak napas, dan dapat menyebabkan pneumonia dan gagal ginjal.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam dua jurnal ilmiah terkemuka pada hari Senin (28/4), para ilmuwan dari Amerika Serikat, Tiongkok dan Hong Kong mengatakan mereka telah menemukan beberapa yang disebut antibodi yang dapat mencegah virus menempel pada reseptor yang memungkinkan menginfeksi sel manusia.
Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang mengenali virus asing dan bakteri. Antibodi penetralisir tidak hanya mengenali virus tertentu, tetapi juga mencegah menginfeksi sel inang, yang juga berarti menghilangkan infeksi di manusia atau hewan.
Penelitian yang dilaporkan jurnal Science Translational Medicine, tim yang dipimpin ilmuan Tiongkok menemukan dua antibodi, yang dinamai MERS-4 dan MERS-27. Selama penelitian di laboratorium dua antibodi ini mampu memblokir sel-sel yang terinfeksi virus MERS.
"Dari kesimpulan awal hasil penelitian mengisyaratkan antibodi ini... digunakan dengan dikombinasikan, bisa menjadi kandidat yang menjanjikan untuk mencegah serangan MERS," tulis para ilmuwan.
Dalam studi kedua yang angkat di jurnal Prosiding National Academy of Sciences (PNAS), tim peneliti dari Amerika Serikat menemukan antibodi penetralisir yang dapat dikembangkan menjadi vaksin untuk melawan MERS.
Sebagian besar kasus MERS terjadi di Arab Saudi dan negara-negara lain di Timur Tengah, tetapi walaupun jarang kasus juga ditemukan di Inggris, Yunani, Prancis, Italia, Malaysia. Sementara beberapa negara-negara menyuarakan keprihatinan tentang potensi penyebaran global melalui penumpang pesawat.
Meskipun penyakit ini belum terlihat di Amerika Utara, "sangat mungkin seseorang yang terinfeksi MERS mendarat di AS," kata Wayne Marasco, ahli penyakit menular di Dana - Farber Cancer Institute yang memimpin studi PNAS.
Para ilmuwan juga masih belum yakin bagaimana virus MERS bisa menular ke manusia, tetapi virus telah ditemukan pada kelelawar dan unta, dan banyak ahli mengatakan unta merupakan reservoir yang paling mungkin menginfeksi manusia.
Virus ini mirip dengan wabah Sindrom Pernapasan Akut (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) yang muncul di Tiongkok pada tahun 2002 /2003 dan menyebabkan kematian sekitar 800 orang - sekitar sepersepuluh dari yang terinfeksi.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pihaknya "prihatin" meningkatnya jumlah infeksi MERS di Arab Saudi. Badan kesehatan PBB itu berencana mengirim tim ahli internasional ke Kerajaan Arab Saudi pekan ini untuk membantu menyelidiki wabah. (alarabiya.net)
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...