Peneliti Temukan Parasit Malaria Kebal Obat di Afrika
MIAMI, SATUHARAPAN.COM – Para peneliti mengatakan, pada Rabu (22/2) bahwa mereka untuk pertama kalinya di Afrika mendeteksi parasit malaria yang sebagian kebal terhadap obat antimalaria paten, artemisinin.
Temuan tersebut, meningkatkan kekhawatiran akan upaya untuk memerangi penyakit yang menjangkiti ratusan juta orang setiap tahun itu.
Penemuan ini, membuat Afrika kini bergabung dengan Asia tenggara dalam hal penyakit yang kebal obat yang ditularkan nyamuk tersebut.
Malaria menjangkiti lebih dari 200 juta orang dan membunuh sekitar 438.000 orang di seluruh dunia pada 2015, sebagian besar dari mereka anak-anak di Afrika.
“Penyebaran resistansi artemisinin akan menjadi kemunduran besar dalam memerangi malaria karena ACT (terapi kombinasi berbasis artemisinin) adalah satu-satunya pengobatan antimalaria paling efektif dan paling banyak digunakan saat ini,” kata ketua penulis Arnab Pain, profesor di King Abdullah University of Science and Technology.
Oleh karena itu, penting untuk memantau resistansi artemisinin di seluruh dunia secara teratur.
Parasit malaria yang resistan terhadap obat itu dideteksi pada pasien Tiongkok yang melakukan perjalanan dari Guinea Khatulistiwa ke Tiongkok, menurut laporan yang dipimpin oleh Jun Cao dari Jiangsu Institute for Parasitic Diseases di Tiongkok.
Studi ini dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine.
Terapi kombinasi dengan artemisinin biasanya membersihkan malaria dari darah dalam tiga hari.
Di Asia tenggara, agen pemicu malaria, Plasmodium falciparum, berkembang relatif toleran terhadap artemisinin, dalam istilah yang dikenal sebagai resistansi parsial.
Kebanyakan pasien masih bisa disembuhkan, tapi membutuhkan waktu lebih lama.(AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Uji Coba Rudal Jarak Jauh Korea Utara Tanda Peningkatan Pote...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Korea Utara menguji coba rudal balistik antar benua (ICBM) untuk pertama kali...