Peneliti UB Malang Buat Simerona Hindari Zona Bahaya COVID-19
MALANG, SATUHARAPAN.COM – Ketua Grup Riset Geoinformatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (Filkom UB) Malang Fatwa Ramdani, membuat Sistem Informasi Persebaran Virus Corona (Simerona), yakni sistem informasi berbasis web (WebGIS), yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menghindari zona bahaya terpapar COVID-19.
“WebGIS ini dapat digunakan sebagai informasi pendukung penanganan pandemi COVID-19 di Jawa Timur. Karena sifatnya sebagai pendukung, peta ini tidak dapat digunakan sebagai landasan utama pencegahan," kata Fatwa Ramdani di Malang, Jawa Timur, Senin (6/4).
Oleh karenanya, kata Fatwa, tetap dibutuhkan data lain untuk keakuratan informasi, jika digunakan dalam hal pencegahan persebaran infeksi virus corona.
Dalam Simerona, peta yang ditampilkan adalah peta yang memvisualisasikan zona bahaya berdasarkan moda transportasi (kereta api, pesawat, bus, dan kapal laut) yang datanya diperoleh dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI).
Kemudian, kata Fatwa, data tersebut dibandingkan dengan data kepadatan penduduk yang berasal dari office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) di bawah PBB.
"Hasilnya konsisten dengan peta yang dikeluarkan oleh Kominfo Jatim, dimana wilayah padat penduduk banyak suspect. Kemudian konsisten juga dengan moda transportasinya,” kata Fatwa.
Dari temuan tersebut, upaya pencegahan penyebaran infeksi COVID-19 yang saat ini dilakukan pemerintah sudah tepat, yaitu dengan social distancing atau physical distancing dan akan lebih baik lagi jika dilakukan karantina wilayah sebagian atau "lockdown partial".
"Yang dimaksud lockdown partial atau penutupan akses sebagian adalah menutup akses ke fasilitas atau area berbahaya yang potensial sebagai tempat persebaran COVID-19," katanya.
Simerona kini dapat diakses bebas melalui tautan https://hindari-covid-19.com/.
Data COVID-19 di Kota Malang per 5 April 2020, disebutkan orang dalam risiko (ODR) 687 orang atau bertambah 12 dari hari sebelumnya (Sabtu, 4/4), orang tanpa gejala (OTG) 52, orang dalam pemantauan (ODP) 359 atau bertambah 13 orang dengan perincian, 290 masih dalam pantauan dan 69 orang selesai dipantau.
Sementara itu, yang terkonfirmasi positif COVID-19 berjumlah 5 orang dengan perincian 3 orang sembuh total, dan 2 orang lainnya masih dirawat di RS. Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal 3 orang dan PDP sehat/selesai pengawasan 13 orang, serta PDP masih dirawat 33 orang. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...