Peneliti Yang Terjebak di Antartika Akan Diselamatkan dengan Helikopter
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Para peneliti dan awak kapal penelitian yang terperangkap es di Antartika selama sepekan diharapkan akan diselamatkan oleh helikopter, setelah tiga kali upaya gagal mencapai kapal yang lumpuh itu, kata para pejabat hari Selasa (31/12).
Sebanyak 74 ilmuwan, wisatawan dan kru di kapal Rusia, MV Akademik Shokalskiy, terjebak sejak malam Natal . Mereka berharap kapal pemecah es Australia, Aurora Australis mampu memecahkan tebalnya es tebal dan memungkinkan mereka untuk melanjutkan perjalanan.
Kapal Aurora hanya mencapai jarak 20 kilometer (12 mil) dari kapal pada hari Senin, tapi angin kencang dan salju memaksa kapal itu mundur. Pada hari Selasa, cuaca tetap suram, dan kru di Aurora mengatakan kapal mereka juga akan beresiko terjebak es jika itu terus berupaya menyelamatkan, menurut Otorita Keselamatan Maritim Australia yang mengkoordinasi uapaya penyelamatan.
Sebuah helikopter di kapal pemecah es Cina, Snow Dragon, akan digunakan untuk mengumpulkan penumpang. Snow Dragon menunggu dengan Aurora di tepi es. Tetapi helikopter harus menunggu untuk cuaca yang baik sebelum dapat mencoba penyelamatan, pada hari Rabu besok.
Para penumpang akan diterbangkan kembali ke Snow Dragon dalam kelompok 12, dan kemudian dipindahkan dengan tongkang ke Aurora.
Para Awak Tetap Tenang
Semua 52 penumpang akan dievakuasi, tapi awak pada kapal Akademik Shokalskiy akan tinggal di dengan kapal dan menunggu es untuk mencair secara alami, kata juru bicara ekspedisi, Alvin Stone.
Perubahan arus angin diharapkan bisa membebaskan kapal . Angin dari timur telah menerpa kapal dan mendorong es di sekitar kapal. Angin barat akan membantu memecah es, kata Stone. Masalahnya adalah, tidak ada yang tahu kapan angin akan berubah .
Kapal Akademik Shokalskiy meninggalkan Selandia Baru pada 28 November dan terjebak pada malam Natal setelah badai salju mendorong es laut di sekitar kapal. Pembekuan itu terjadi di tempat sekitar 2.700 kilometer (1.700 mil) selatan dari Hobart, Tasmania.
Kapal tidak dalam bahaya tenggelam, dan ada persediaan untuk sepekan di kapal , tapi kapal tidak bisa bergerak.
Tim ilmiah di kapal itu telah menempuh pelayaran jalur penjelajah Australia, Douglas Mawson ke Antartika seabad lalu dan ekspedisi yang dipimpin Chris Turney.
Tim berharap melanjutkan perjalanan jika kapal pemecah es berhasil membebaskan kapal. Namun hal ekspedisi ini harus dipotong menjadi lebih singkat, kata Stone. Dan disebutkan para awak di kapal tampaknya tenang menghadapi situasi ini.
"Anehnya, semua penumpang tampaknya akan mengingat petualangan seumur hidup ini," kata Stone. (ria.ru)
Indonesia Kirimkan Bantuan 2,7 Juta Dosis Vaksin Polio bOPV ...
YANGON, SATUHARAPAN.COM- Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan berupa 2,7 juta dosis vaksin Polio...