Penelitian: Mengurangi Daging Sapi Turunkan Emisi
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM - Target iklim Uni Eropa (UE) tidak akan tercapai kecuali emisi gas rumah kaca sehubungan dengan konsumsi daging sapi dan produk susu dikurangi, menurut sebuah penelitian Swedia yang diterbitkan, pada Senin (22/2).
“Pengurangan konsumsi daging ruminansia (sapi dan kambing), sebesar 50 persen atau lebih, harus dilakukan jika UE ingin mencapai targetnya,” menurut temuan yang dipublikasikan di jurnal Food Policy, seperti yang dikutip dari AFP.
Namun, Stefan Wirsenius, salah satu penulis dari penelitian yang dilakukan para peneliti di Chalmers University of Technology dan SP Technical Research Institute itu mengatakan, "Kita tidak perlu berhenti makan daging sepenuhnya. Unggas dan babi memiliki emisi yang cukup rendah,” katanya.
Produk susu juga bermasalah, menurut penelitian itu. Memproduksi satu kilogram protein dari produk susu, akan meningkatkan emisi empat kali lipat lebih besar daripada jumlah emisi unggas.
“Konsumsi keju dan produk susu lainnya, di negara Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Jika kita mengganti beberapa produk susu dengan produk nabati seperti oat, kita berpeluang mencapai target iklim kita,” kata Wirsenius.
Walaupun demikian, beberapa penelitian mengenai diet konsumsi daging ini berkesimpulan, bahwa diet ini mampu mengurangi emisi, dan baik untuk lingkungan, seperti penelitian yang dilakukan peneliti dari Universitas of Oxford Inggris, menemukan diet kaya daging, menghasilkan 7.2 kg emisi karbon dioksida. Sebaliknya, diet vegetarian dan pemakan ikan menghasilkan sekitar 3.8 kg CO2 per hari, sementara diet vegan hanya diproduksi 2.9 kg.
Prof Gidon Eshel di Bard College di Negara Bagian New York, yang memimpin penelitian tentang dampak daging sapi ini, mengatakan pemotongan subsidi untuk produksi daging akan menjadi cara paling kontroversial untuk mengurangi konsumsi daging, seperti diberitakan dalam theguardian.com.
Prof Mark Sutton, di Pusat Inggris untuk Ekologi dan Hidrologi, mengatakan: "Pemerintah harus mempertimbangkan pesan-pesan ini dengan hati-hati jika mereka ingin meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan, dan mengurangi dampak lingkungan. Tapi pesan untuk konsumen bahkan lebih kuat. Yakni, menghindari konsumsi daging yang berlebihan, terutama daging sapi, baik untuk lingkungan.”
Para peneliti juga memaparkan bagaimana perbaikan teknik pertanian bisa mengurangi emisi.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...