Penembakan Florida: Dua Maskapai Hentikan 'Kerja Sama' dengan Asosiasi Senjata
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Dua perusahaan penerbangan AS telah bergabung dengan sejumlah perusahaan lain untuk memutuskan hubungan dengan Asosiasi Senjata Nasional NRA, menyusul penembakan di sekolah di Florida.
Maskapai United dan Delta mengumumkan memutuskan untuk tidak lagi memberikan potongan harga bagi anggota NRA.
Pembunuhan yang menewaskan 17 orang di Florida itu memicu debat pengendalian senjata di AS. Para siswa yang menjadi penyintas dalam insiden penembakan di sekolah memainkan peranan penting dalam desakan perubahan peraturan tentang senjata di AS.
Sejumlah perusahaan yang terkait dengan lobi senjata AS menghadapi seruan boikot.
Aktivis membanjiri perusahaan mitra NRA dengan komentar di media sosial dengan tagar #BoycottNRA.
Tersangka dalam serangan itu, Nikolas Cruz, disebutkan terobsesi dengan senjata dan membeli senapan semiotomatis secara ilegal pada tahun lalu ketika berusia 18 tahun. Senjata itu digunakan Cruz dalam penembakan di sekolah di Parkland.
Perusahaan yang Memutuskan Hubungan dengan NRA
Sabtu (24/2) lalu, United dan Delta memutuskan hubungan dengan organisasi advokasi senjata yang memiliki kekuasaan besar. Kedua perusahaan itu menerbangkan lebih dari 300 juta penumpang setiap tahunnya.
Perusahaan lain yang memutuskan hubungan dengan NRA yaitu:
Enterprise Holdings, yang memiliki merek rental mobil Alamo, Enterprise and National, mengatakan diskon ditawarkan bagi anggota NRA akan berakhir pada 26 Maret mendatang.
Perusahaan rental mobil lain, Hertz, juga mengatakan akan menyudahi diskon bagi anggota NRA.
Keluarga - pemilik First National Bank of Omaha mengatakan tidak akan memperbaharui kartu kredit dengan merk NRA, dengan menyebutkan alasan karena “masukan dari konsumen”.
Perusahaan asuransi Chubb mengatakan telah menghentikan pertanggungan kebijakan asuransi merk-NRA tiga bulan yang lalu.
Perusahaan peranti lunak Symantec mengatakan telah menghentikan program diskon dengan NRA.
Dua perusahaan yang melayani jasa pemindahan, Allied Van Lines dan NorthAmerican Van Lines, mengakhiri hubungan afiliasi mereka dengan NRA dan meminta agar informasi mengenai perusahan itu dicabut dari situs organisasi senjata tersebut.
Penjamin asuransi MetLife Inc juga memutuskan hubungan kerja sama dengan NRA.
Apa Respons NRA?
NRA, yang mengklaim memiliki lima juta anggota, tidak merespons permintaan untuk memberikan tanggapan mengenai dampak boikot tersebut.
Kelompok itu membela diri melalui Twitter, dengan mengatakan orang yang marah terhadap penembakan tersebut harus fokus pada penyelewengan dalam penegakan hukum.
“Alih-alih menyalahkan sebuah organisasi yang membela hak #2A setiap orang, mungkin orang harus melihat sejumlah kegagalan oleh FBI dan badan penegak hukum lokal, atau apakah itu tidak cocok dengan agenda Anda?” tulis NRA, merujuk pada amandemen konstitusional yang melindungi hak memiliki senjata.
Kamis (22/2) lalu, Kepala eksekutif NRA Wayne LaPierre menyebut “para oportunis” menggunakan tragedi 14 Februari untuk memperluas pengendalian senjata dan menghapus hak memiliki senjata di AS.
“Mereka benci NRA. Mereka membenci amandemen kedua. Mereka benci kebebasan individu,” katanya.
Kampanye sebelumnya yang ditujukan untuk NRA membuahkan hasil yang terbatas.
Apakah ini merupakan titik balik?
Penembakan di sekolah di AS bukanlah hal yang baru, tetapi respons para siswa yang selamat dari serangan di SMA Marjory Stoneman Douglas tampaknya memberikan dorongan untuk memperkuat aturan pengendalian senjata.
Seorang profesor marketing, Scott Galloway, mengatakan kepada NBC News bahwa dengan memutuskan hubungan dengan NRA, perusahaan menghitung apa yang menjadi kepentingan terbaik bisnis mereka.
“Orang yang paling bernilai dalam bisnis konsumen di dunia adalah seorang yang berusia 18 tahun. Galvanisasi mereka melawan masalah ini telah membuat NRA sangat tidak keren,” ia menjelaskan.
Bob Spitzer, ahli politik persenjataan di SUNY Cortland, sepakat langkah perusahaan-perusahaan tersebut tampaknya merupakan reaksi dari penembakan Florida, tetapi terlalu dini untuk menyebutkan dampaknya.
“Sejauh ini, mungkin tidak ada dampak terukur....biasanya apa yang terjadi seperti badai akan berlalu, dan NRA telah memperkirakannya,” kata dia pada CBS. (bbc.com)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...