Penembakan Massal di Thailand: Sedikitnya 31 Tewas, Temasuk 23 Anak-anak
Penembakan terjadi di sebuah tempat penitipan anak di kota Nongbua Lamphu.
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Sedikitnya 31 orang tewas dalam kasus penembakan massal di provinsi timur laut Thailand, kata seorang juru bicara polisi, hari Kamis (6/10).
"Setidaknya ada 31 orang tewas tetapi rinciannya masih masuk," kata juru bicara Wakil Polisi. Archon Kraitong, kepada Reuters.
Penembakan dilakukan oleh seorang pria bersenjata. Dia melepaskan tembakan di sebuah pusat penitipan anak di timur laut Thailand, kata polisi dikutip AP.
Polisi Mayor Jenderal Achayon Kraithong mengatakan penembakan itu terjadi pada sore hari di pusat kota Nongbua Lamphu.
Dia mengatakan penyerang membunuh 30 orang sebelum mengambil nyawanya sendiri. Dia tidak memiliki rincian informasi lebih lanjut.
Seorang juru bicara kantor urusan publik regional mengatakan sejauh ini 26 kematian telah dikonfirmasi, di antara mereka ada 23 anak-anak, dua guru dan satu petugas polisi.
Menurut laporan media Thailand, pria bersenjata itu juga menggunakan pisau dalam serangan itu dan kemudian melarikan diri dari gedung itu. Foto-foto menunjukkan setidaknya dua mayat di lantai tengah ditutupi kain putih.
Beberapa media mengidentifikasi penyerang sebagai mantan perwira polisi tetapi tidak ada konfirmasi resmi segera.
Media Thailand, Bangkok Post, menyebutkan bahwa pelaku adalah mantan polisi bernama Panya Khamrab. Dia menyerang dengan tembakan dan juga menggunakan pisau. Dia kemudian melakukan bunuh diri.
Penyerang adalah seorang mantan perwira polisi bersenjatakan pistol dan pisau. Dia menyerbu sebuah kamar bayi, menembak mati sedikitnya 30 orang termasuk anak-anak sebelum membunuh dirinya dan keluarganya, kata polisi.
Penyerang melepaskan tembakan ke pusat penitipan anak di provinsi Nong Bua Lam Phu sekitar pukul 12:30, sebelum melarikan diri dari tempat kejadian dengan kendaraan, kata pasukan itu dikutip AFP.
Kolonel polisi Jakkapat Vijitraithaya, dari provinsi tempat serangan itu terjadi, mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Panya Khamrab, seorang letnan kolonel polisi yang dia katakan dipecat dari kepolisian tahun lalu karena penggunaan narkoba.
Jakkapat mengatakan ada 23 anak di antara korban tewas, berusia dua hingga tiga tahun.
Pembunuhan massal itu terjadi kurang dari sebulan setelah seorang perwira militer yang bertugas menembak mati dua rekannya di sebuah pangkalan pelatihan militer di ibu kota Bangkok.
Sementara Thailand memiliki tingkat kepemilikan senjata yang tinggi, penembakan massal sangat jarang terjadi. Namun dalam satu tahun terakhir, setidaknya ada dua kasus penembakan pembunuhan oleh tentara, menurut Bangkok Post.
Dan pada tahun 2020, dalam salah satu insiden paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun terakhir, seorang tentara menembak mati 29 orang dalam amukan selama 17 jam dan melukai lebih banyak lagi sebelum dia ditembak mati oleh pasukan komando.
Penembakan massal itu terkait dengan sengketa utang antara pria bersenjata Sersan-Mayor Jakrapanth Thomma dan seorang perwira senior, dan petinggi militer bersusah payah menggambarkan si pembunuh sebagai tentara nakal.
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...