Penemuan Katak Jenis Baru
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penemuan katak jenis baru, Microhyla gadjahmadai Atmadja et al, 2018, dideskripsikan oleh Vestidhia Y Atmaja, mahasiswa program master Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, dengan bimbingan peneliti katak Pusat Penelitian Biologi LIPI, Amir Hamidy.
Pertama kali dikoleksi oleh Amir Hamidy di Lampung dan Bengkulu pada tahun 2010. Koleksi berikutnya dilakukan dengan Eric N Smith dari University of Texas Arlington, Amerika Serikat dalam ekspedisi bersama di Sumatera antara tahun 2013-2015.
Saat ini koleksi referensi jenis baru katak Microhyla gadjahmadai disimpan di Muzeum Zoologicum Bogoriense, Jawa Barat
Nama jenis gadjahmadai didedikasikan untuk Mahapatih Gadjah Mada, yang telah menyatukan Nusantara di era kerajaan Majapahit. Penemuan jenis baru Microhyla gadjahmadai ini menambah kekayaaan jenis amfibi Indonesia. Hingga saat ini sudah tercatat sebanyak 407 jenis katak asli Indonesia.
Jenis baru ini dipublikasikan dalam jurnal Treubia Vol. 45, Desember 2018.
Penemuan ini, menambah daftar jenis katak yang dijumpai di Sumatera terutama dari marga Microhyla.
Kini di Indonesia terdapat 10 jenis marga Microhyla, yang lebih dikenal dengan nama percil. Sebagian besar (6 jenis) ditemukan di Sumatera. Secara umum, katak jenis baru ini berukuran kecil, dengan ukuran panjang tubuh dewasa kurang dari 3 cm.
Penemuan katak jenis baru ini, berawal dari ditemukannya katak yang tampak menyerupai Microhyla achatina atau percil jawa di Lampung dan Bengkulu.
Berdasarkan catatan sebelumnya Microhyla achatina hanya ditemukan di Jawa dan Bali. “Penemuan katak ini di lapangan sudah lama, dari tahun 2010. Secara morfologi sangat mirip dengan Microhyla achatina, namun belum ada yang menduga bahwa katak tersebut merupakan jenis baru,” kata Amir, yang dilansir situs resmi lipi.go.id, pada Senin (25/2).
Selanjutnya tahun 2011, publikasi Masafumi Matsui dari Kyoto University, Jepang dan tim mengindikasikan perbedaan jenis Microhyla achatina yang berasal dari Jawa, dan temuan dari Sumatera berdasarkan karakter molekular.
“Untuk menambah keyakinan, kami melakukan analisis molekular lanjutan dan pengamatan morfologi,” kata Amir. Analisa molekuler tersebut kemudian diberikan untuk dilakukan oleh Vesti, hingga akhirnya deskripsi jenis baru ini diterbitkan.
Secara morfologi, Microhyla gadjahmadai dapat dibedakan dari Microhyla achatina berdasarkan pola garis hitam yang samar dan pendek pada bagian temporal, serta letak lubang hidung yang terletak cenderung di tengah antara mata dan ujung moncong.
Persebaran katak jenis baru ini meliputi Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Sumatera Selatan pada ketinggian sekitar 700-1600 mdpl. Habitat tempat hidupnya adalah area yang memiliki sumber air seperti area dekat aliran sungai, kolam, sawah, dan perkebunan warga.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...