Penentang Republik Islam Iran Meluas di Luar dan Dalam Negeri
AMSTERDAM, SATUHARAPAN.COM - Sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan oleh Kelompok untuk Menganalisis dan Mengukur Sikap di Iran (GAMAAN) yang berbasis di Belanda mengungkapkan tentangan yang meluas terhadap Republik Islam di antara orang Iran baik di dalam maupun di luar negeri.
Survei berjudul “Sikap Orang Iran Terhadap Protes Nasional 2022” dilakukan antara 21-31 Desember 2022 dan menerima tanggapan dari 200.000 peserta, dengan 157.000 dari dalam Iran dan 42.000 dari luar. Hasilnya dirilis pada hari Sabtu (4/2).
Hasil survei menunjukkan bahwa 81 persen responden di Iran menentang Republik Islam, sementara hanya 15 persen yang mendukungnya. Dari responden Iran di luar negeri, 99 persen mengatakan mereka menentang Republik Islam.
Ketika ditanya tentang bentuk pemerintahan yang mereka sukai, mayoritas penentang Republik Islam mengatakan mereka lebih memilih republik presidensial.
Survei menunjukkan bahwa 80 persen warga Iran di dalam negeri dan 99 persen di luar negeri mendukung protes anti rezim baru-baru ini, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi.
Senang Tim Sepak Bola Kalah
Survei tersebut juga menemukan bahwa mayoritas warga Iran baik di dalam (73 persen) maupun di luar negeri (96 persen) percaya bahwa negara-negara Barat harus mendukung pengunjuk rasa di Iran dengan memberikan tekanan pada Republik Islam tersebut.
Di sisi lain, 19 persen orang di Iran menentang intervensi Barat, menurut survei tersebut.
Mengenai langkah-langkah yang bisa diambil Barat terhadap rezim, survei menunjukkan bahwa 73 persen di dalam Iran dan 97 persen di luar negeri mendukung penunjukan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) sebagai organisasi teroris; 74 persen di dalam Iran dan 92 persen di luar negeri mendukung pengusiran duta besar Iran dari Barat; dan 62 persen di dalam Iran dan 89 persen di luar negeri mendukung penghentian negosiasi dengan Republik Islam yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Sehubungan dengan Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar, 46 persen responden di dalam negeri dan 56 persen di luar negeri mengatakan mereka senang dengan kekalahan tim sepak bola nasional Iran dari AS; 23 persen di dalam Iran dan 8 persen di luar negeri mengatakan mereka merasa sedih; dan 30 persen di dalam Iran dan 36 persen di luar negeri mengatakan mereka acuh tak acuh.
Protes di Iran menyebabkan banyak orang Iran berbalik melawan tim sepak bola nasional mereka dan menolak untuk mendukung mereka di Piala Dunia. Mereka memandang tim tersebut lebih mewakili rezim daripada rakyat Iran, dan merayakan kekalahan Iran melawan Inggris dan AS di media sosial dan di jalanan. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...