Penerbit Buku Kristen Gelar Diskon Besar di Kota Kasablanka
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Christian Book Association (CBA) Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Immanuel, Bina Kasih, dan BPK Gunung Mulia mengadakan acara Indonesian Christian Retail Expo 2015 yang mengusung tema a celebration of joyful season di Fashion Atrium (Area H&M), mulai hari ini (12/11), sampai dengan 15 November 2015, di Mall Kota Kasablanka, Jakarta.
“Indonesian Christian Retail Expo 2015 diselenggarakan dalam rangka menyambut datangnya Natal,” ujar Suhadi, Kepala Pemasaran di BPK Gunung Mulia, kepada satuharapan.com.
Acara yang akan berlangsung selama empat hari tersebut, dibuka dengan menghadirkan penulis kenamaan asal Amerika, Philip Yancey, untuk memberikan inspirasi kepada pengunjung yang datang melalui konferensi pers buku-buku rohani Kristen yang telah ditulisnya. Buku-buku Philip termasuk ke dalam daftar penjualan buku rohani Kristen terlaris di toko-toko buku di Indonesia.
“Visi dan misi acara ini bukan hanya untuk berjualan atau bahkan mengejar omzet penjualan buku-buku, tapi satu hal, bahwa acara ini lebih ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa penulis serta buku rohani Kristen masih ada dan berkembang baik di Indonesia,” kata Suhadi.
Agenda Philip Yancey di Jakarta telah diawali dengan acara Seminar dan KKR Bersama Dr Philip Yancey pada tanggal 10-11 November di GBI Glow Fellowship Center. Road show Philip dilanjutkan hari ini, yakni konferensi pers yang diselingi dengan sesi tanya-jawab mengenai pengalaman hidupnya dalam buku-buku rohani Kristen hasil karyanya yang sudah mendunia dan menginspirasi banyak orang.
Sepenggal Cerita tentang Philip Yancey
Philip Yancey tumbuh dan besar di sebuah naungan gereja fundalisme di Amerika Serikat bagian selatan. Philip dibesarkan di dalam kondisi yang penuh dengan kontradiksi. Ia banyak mendengar tentang cinta dan kasih karunia, tetapi tidak pernah benar-benar merasakannya. Philip menerima ajaran-ajaran yang salah mengenai cara berdoa dan bagaimana menyikapi doa dengan sikap yang tepat. Philip mengalami banyak pergumulan di dalam hidupnya semenjak Ayahnya meninggal dunia karena sakit polio.
Pembaca ditawarkan suatu jendela yang bisa melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda melalui karya-karyanya. Berawal ketika ia mulai tersadar akan keadaan di sekelilingnya, ia melahap semua buku-buku bagus yang dapat membuka pikirannya, menentang asuhan yang salah, dan pergi melawan apa yang telah diterima selama hidupnya. Philip banyak menemui rasisme di gereja tempat ia diasuh. Ia memulai perjalanannya dengan melihat dunia begitu berbeda dari yang telah diajarkan oleh gerejanya dulu. Philip menyadari bahwa keberadaannya hingga hari ini tidak pernah terlepas dari kasih karunia Tuhan Yesus.
Sejak saat itu, Philip telah menyelidiki pertanyaan yang paling mendasar serta misteri terdalam dari iman Kristen. Ia menulis buku-bukunya untuk mengajak juga para pembaca untuk mau menyadari bahwa kekecewaan tidak akan menghalangi untuk dapat bertemu dengan Sang Penebus.
Sejak awal jejak kepenulisannya, Philip sudah membuat bukunya masuk ke dalam daftar buku terlaris di dunia, salah satunya yang berjudul Where is God When it Hurts?. Philip juga menulis buku rohani yang bekerja sama dengan ahli bedah ternama Amerika , Dr Paul Brand. Baru-baru ini, ia juga telah merasakan kebebasan untuk mengeksplorasi isu sentral dari iman Kristen melalui tiga bukunya yang berjudul The Jesus I Never Knew, What’s So Amazing About Grace?, dan Prayer: Does It Make Any Difference?—diterbitkan BPK Gunung Mulia berjudul Doa. Buku-bukunya telah mendapatkan 13 medali emas sebagai penghargaan dari penerbit buku Kristen. Buku Philip sudah dicetak lebih dari 15 juta buku dan diterbitkan ke dalam 35 bahasa di seluruh dunia.
"Menulis adalah seperti tindakan introspektif yang dapat mengembalikan saya ke kehidupan yang sebenarnya. Saya sungguh bersyukur luar biasa bahwa dengan menulis saya dapat bersama-sama dengan Anda mengerti akan makna kasih Yesus yang sebenarnya. Saya memahami bagaimana hati yang kecewa, bahkan saya sudah merasakan pengkhianatan. Saya merasa terpanggil untuk berbicara dengan mereka yang masih tinggal di perbatasan iman,” ujar Philip. (feb)
Editor: Bayu Probo
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...