Pengakuan Gadis Irak yang Diselamatkan Tentara Irak dari ISIS
KAFER, SATUHARAPAN.COM – Aysha, seorang gadis kecil berusia 10 tahun dari desa Kafer, Mosul, Irak patut berlega hati ketika tentara Irak membebaskannya dari tangan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah menguasai Mosul.
Selama tiga hari tanpa pasokan makanan dan minuman, ia berjuang mati-matian bersama ibunya untuk tetap hidup ketika pasukan Irak dan ISIS bertempur hebat di luar rumah mereka.
Saat pasukan Irak berhasil menyelamatkannya, dengan menahan air mata dan ketakutan di matanya, dia berani mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para tentara itu. Bahkan, ia berniat mencium kaki para tentara itu.
Desa Kafer, yang terletak 18 mil atau 29 kilometer dari kota Mosul, Irak Utara, telah berada di bawah kekuasaan ISIS sejak tahun 2014 ketika tentara Irak melarikan diri dari tempat itu.
Namun, sejak hari Kamis (20/10), pertempuran sengit dan serangan udara tanpa henti antara tentara Irak dan ISIS terjadi di desa itu.
Juru kamera sebuah televisi merekam ungkapan terima kasih Aysha yang pada saat itu mengenakan kaos lengan panjang berwarna coklat dan legging berwarna merah muda.
Sambil memegang sekotak biskuit dan beberapa botol air minum kemasan yang diberikan oleh salah seorang tentara Irak, ia menceritakan betapa takutnya ia dan membayangkan dia tak akan bisa selamat dari serangan ISIS yang terus meneror hidupnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada Anda (tentara Irak). Saya pikir Anda tidak akan datang demi kami. Kami tidak punya makanan atau minuman selama tiga hari. Saya dan ibu saya berhasil bertahan. Ayah saya diculik tentara Daesh (sebutan untuk ISIS) dan mereka membunuhnya,” kata dia seperti yang diberitakan oleh dailymail.co.uk, hari Minggu (23/10).
“Mereka (ISIS) telah menculik banyak anak-anak dari desa saya dan kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka. Beberapa dari mereka bahkan ada yang meninggal. Mereka mengambil uang dan perhiasan ibu saya. Kami tidak memiliki apa-apa. Terima kasih. Terima kasih. Saya ingin mencium kaki Anda (tentara Irak).”
Namun, prajurit yang berdiri di sampingnya melakukan yang sebaliknya. Dengan mengenakan rompi berlapis baja, dia membungkuk dan mencium kepala Aysha, kemudian memeluk dan membawanya pergi ke tempat yang lebih aman.
Aysha dan ibunya dibawa ke desa terdekat yaitu Qayyarah, yang telah dibersihkan dari pejuang ISIS.
Sejak bulan Juni 2014, ISIS mulai menyerbu Mosul, kota kedua terbesar di Irak. Mereka mulai menebarkan teror kepada 1,5 juta penduduk yang ada di situ. Menculik anak-anak muda untuk direkrut sebagai prajurit dan anak perempuan dijadikan sebagai budak seks mereka.
Sudah tak ada lagi kehidupan normal di wilayah itu. Anak-anak tidak bisa bersekolah dan keluarga tetap berada di rumah karena ketakutan.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...