Pengamat: Debat Panas, Namun Tetap Substansial
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz berpendapat debat calon kepala daerah DKI Jakarta yang berlangsung pada Jumat (10/2) berjalan keras, saling serang, namun tetap substansial.
"Proses debat seperti ini masih wajar, justru dengan debat yang keras masyarakat dapat membandingkan bagaimana jawaban disampaikan para kandidat," kata Hafidz dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Minggu (12/2) malam.
Selain itu, calon pemilih juga mampu menilai materi jawaban dan cara untuk menyelesaikan persoalan Jakarta.
"Penyampaian ide-ide antar pasangan calon semakin memudahkan masyarakat pemilih Jakarta dalam membedakan ketiganya," pungkas Hafidz.
Lebih lanjut dia menilai, dalam debat tersebut masing-masing pasangan calon memanfaatkan momentum debat terakhir secara kuat, bahkan disampaikan dengan cara yang relatif keras dan saling menyerang antarcalon.
Materi pertanyaan yang disampaikan ke pasangan calon lain adalah materi yang kira-kira jawabannya bisa diserang balik.
Cara menyampaikan jawaban dan merespon juga didasarkan kepada isu yang selama ini menjadi perdebatan publik, yaitu terkait karakter dan pengalaman yang dinilai secara kritis.
"Bahkan hingga segmen terakhir pun, pasangan calon masih menggunakan kesempatan tersebut untuk mengunggulkan dirinya, sekaligus menilai pasangan calon lain. Ketiganya memberikan pesan kepada masyarakat pemilih di akhir sesi secara komparatif," pungkas dia.
Meski demikian, kerasnya perdebatan juga menyumbang emosi positif terhadap masyarakat pemilih, katanya.
"Setelah debat kemarin, warga Jakarta sudah menentukan pilihan. Proses debat semakin meyakinkan pemilih untuk berpartisipasi di 15 Februari nanti," ujar Hafidz meyakinkan.
Oleh karena itu, karena masyarakat pemilih Jakarta diperkirakan sudah menentukan pilihan maka pasangan calon beserta tim kampanyenya tidak perlu lagi melakukan kampanye terselubung di masa tenang.
JPPR pun mengimbau agar peserta pilkada DKI Jakarta untuk menciptakan masa tenang yang benar-benar tenang, karena jika memaksakan kampanye justru akan menghasilkan efek negatif.
"Yang lebih penting ya memastikan pengetahuan dan ketrampilan para saksi. Jangan sampai ada saksi dari pasangan calon yang justru tidak mengetahui bagaimana keadilan pemungutan suara diwujudkan," katanya menambahkan. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...