Pengamat Khawatir Tumbuhnya Kelompok Muda Radikal di Australia
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Pengamat politik Islam, Profesor Greg Barton, menyatakan kawasan Parramatta di sebelah barat kota Sydney telah menjadi “titik panas” untuk kelompok ekstremisme. Dia mengkhawatirkan tumbuhnya kelompok anak-anak muda radikal di Australia.
Ia menegaskan pentingnya peranan keluarga sebagai kunci menghentikan radikalisasi di kalangan anak-anak muda.
Sebelumnya, Farhad Jabar, 15 tahun, menembak Curtis Cheng, karyawan di Kepolisian New South Wales, hari Jumat (2/10) pekan lalu. Remaja itu kemudian meninggal setelah ditembak oleh salah satu anggota kepolisian.
Menurut pakar bidang politik Islam di Alfred Deakin Institute itu, ada kemungkinan kelompok-kelompok radikal menggunakan masjid di Parramatta sebagai tempat untuk merekrut dan melakukan radikalisasi.
Kepada ABC, Barton mengatakan ada dua kelompok radikal yang terkait dengan masjid tersebut. Farhad Jabar dilaporkan pergi ke masjid itu sebelum melakukan penembakan.
"Parramatta telah menjadi ‘hot spot’ untuk ekstremisme. Ada kelompok yang memberikan dakwah di jalanan kawasan Paramatta dan ada pula kelompok lain yang menamakan Syura," kata Burton sebagaimana dikutip Australia Plus, hari Selasa (6/10).
Menurut dia, mungkin saja Farhad Jabar melakukan kontak dengan salah satu dari kelompok tersebut.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini telah mengunjungi masjid Parramatta untuk shalat, tetapi di sisi lain juga mencoba mencari anggota muda baru," kata Barton.
Tidak hanya itu, Barton berpendapat jika mereka yang menjadi radikal kini usianya bisa lebih muda.
"Tampaknya kelompok ISIS pandai dalam melakukan perubahan, mereka sangat ahli dalam apa yang mereka lakukan... mengidentifikasi anak muda, kemudian berteman dengan mereka, dan membuatnya menjadi radikal," katanya.
"Mereka sudah mengembangkan teknik [atau] pola dalam menjaring korban yang semakin muda usianya... tampaknya ini adalah bagian dari permainan mereka," kata dia menambahkan.
Barton percaya keluarga adalah kunci utama untuk menghentikan radikalisasi. Alasannya, karena keluarga adalah pemerhati pertama jika ada perubahan pada anak-anak mereka.
"Keluarga berada dalam posisi untuk melihat sesuatu yang tidak benar, berbicara dan kemudian bekerja sama dengan warga lainnya," katanya.
"Saya pikir respon sangat cepat oleh Perdana Menteri dan Menteri Utama New South Wales, [dengan menggelar] teleconference bersama para pemimpin komunitas Muslim adalah tindakan yang tepat," katanya.
"Itu menunjukkan bahwa kita tidak bisa mencegah tragedi yang terjadi Jumat lalu, tapi kita telah belajar untuk apa yang perlu kita lakukan di masa depan."
Penangkapan Siswa
Sementara itu seorang siswa yang sama-sama bersekolah dengan Farhad Jabar di Sekolah Menengah Atas Arthur Phillip, telah ditangkap oleh pihak kepolisian, hari Selasa pagi (6/10).
Ia ditangkap setelah dituduh membuat postingan di Facebook yang menyatakan,"Kantor Polisi [Merryland] adalah [target] selanjutnya, semoga mereka masuk neraka."
Postingan di Facebook tersebut ditulis saat ia mengunggah sebuah video yang berisi pidato Komisaris Andrew Scipione soal penembakan yang terjadi Jumat lalu.
Anak tersebut ditangkap saat sedang menuju sekolahnya. Kepolisian NSW menyediakan layanan konseling bagi para murid dan guru.
Editor : Eben E. Siadari
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...