Pengamat: Paket Kebijakan Ekonomi Antisipasi Jangka Panjang

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengamat ekonomi Agustinus Prasetyantoko menilai paket kebijakan ekonomi episode yang pertama ini tidak akan bisa langsung dirasakan dampaknya oleh pelaku dunia usaha dalam waktu dekat. Menurutnya, kebijakan ini sengaja dikeluarkan untuk mengatasi persoalan ekonomi untuk jangka panjang.

“Jadi 134 paket kebijakan itu menyangkut keseluruhan. Jadi, kalau bisa dibilang tidak fokus ya memang tidak fokus. Tetapi jangka waktunya memang tidak pendek. Kebijakan ini orientasinya untuk jangka panjang. Sehingga kalau tidak dirasakan segera dalam jangka pendek itu bisa dipahami. Karena memang orientasinya itu untuk jangka panjang,” kata Pras dalam diskusi Teras Kita dengan tema Melepas Tekanan Berat Ekonomi di Kampus MM UGM Jalan Sahardjo Tebet Jakarta Selatan, hari Sabtu (19/9).

Menurutnya, paket ini tidak bisa berdiri sendiri sehingga memerlukan sinergi antar kementerian maupun lembaga pemerintahan yang lain.

Paket deregulasi dan debirokratisasi ini bukanlah obat bagi rupiah yang kian melemah dan market yang terus mengalami penurunan. Peran Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan adalah pihak yang harus turun tangan dan bersinkronisasi dengan paket kebijakan ini.

“Sektor yang paling mengganggu dan mengkhawatirkan itu adalah keuangan. Tetapi sektor keuangan ini adalah refleksi sektor riil. Itulah, yang diobati oleh paket deregulasi ini adalah sektor riilnya bukan sektor keuangan,” kata dia.

Jadi, kata dia, yang bisa ditagih kepada pemerintah adalah transfer dana tunai kepada pihak-pihak yang terkena langsung dampaknya terhadap gejolak ekonomi dan alokasi dana desa meskipun penyerapannya dinilai masih kurang dari yang diharapkan.

Editor : Eben E. Siadari