Pengamat: Remisi Koruptor Sama dengan Mendukung Korupsi
KUPANG, SATUHARAPAN.COM - Pengamat hukum tata negara dari Universitas Nusa Cendana Dr. Johanes Tuba Helan, MHum mengatakan pemberian remisi kepada para koruptor sama halnya dengan mendukung tindakan korupsi.
"Menurut saya, kalau memberikan remisi kepada koruptor sama halnya dengan mendukung korupsi," kata Johanes Tuba Helan di Kupang, hari Senin (29/8) terkait rencana pemberian remisi bagi para koruptor.
Hanya saja, jika pemberian remisi itu ditinjau dari segi hak-hak asasi manusia (HAM), maka boleh-boleh saja.
Namun, pemberian remisi harus didasari pada aspek seperti berat ringannya hukuman, serta perbuatan terpidana.
"Jangan sampai, terpidana yang melakukan korupsi dana triliunan rupiah, mendapat remisi bebas, sementara koruptor kelas teri tidak diberikan remisi. Ini yang harus mendapat perhatian pemerintah," katanya.
Selain itu, pemberian remisi harus dilakukan secara transparan, agar publik dapat memberikan penilaian secara objektif dan tidak dilakukan secara rahasia, kata Johanes Tuba Helan.
Rencana revisi terkait dengan aturan pemberian remisi disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly sejak Juni lalu.
Yasonna mengusulkan keringanan dalam pemberian remisi terhadap terpidana korupsi, sebagaimana diatur dalam Pasal 34A UU Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Masyarakat.
Lebih jelasnya, Yasonna ingin klausul remisi dengan syarat menjadi "justice collaborator" dihapus.
Pihak Kementerian Hukum menjelaskan, aturan tersebut menganut filosofi pemberian remisi yang salah. Sebab, tidak memberlakukan prinsip kesetaraan terhadap terpidana korupsi.
Apabila terpidana lain mendapat keringanan jika berperilaku baik, koruptor tidak kecuali telah menjadi "justice collaborator".
Yasonna Laoly juga membantah bahwa revisi itu untuk "mengobral" remisi terhadap terpidana korupsi.
Menurut dia, usulan remisi ini untuk perbaikan sistem peradilan saja.
"Pemberian remisi tetap akan melibatkan KPK. Kami bahas yang bersangkutan layak tidak dapat remisi. Jadi tidak sembunyi-sembunyi," kata Yasonna Laoly. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...