Pengamat Teroris: Jihad, Cara Ampuh Bujuk Jadi Anggota ISIS
JAKARTA,SATUHARAPAN.COM – Pengamat teroris Nasir dari Universitas Indonesia Abbas menilai penyebaran ISIS atau NIIS (Negera Islam Irak dan Suriah) di Indonesia adalah dengan ajakan berjihad.
"Penyebaran NIIS di Indonesia adalah antara personal-personal dengan mengajak cara berjihad dan menawarkan untuk berangkat ke Irak dan Syria dengan cara gratis itu yang mereka tawarkan," kata Nasir di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/3).
Nasir mengatakan pola-pola yang mereka tawarkan untuk dengan cara berjihad dan diiming-imingi tinggal di negara Islam yang berbeda dengan yang lain.
"Motifnya mengajak bagaimana tinggal di negara Islam berbeda dengan yang lain itu mereka yang inginkan dan mimpikan selama ini," kata dia.
"Untuk motif uang itu hanya tambahan saja kalau sekadar uang dan tidak nyakin untuk berangkat, harus nyakin dulu baru berangkat dan siap dengan segala resiko nah baru, kemudian mereka nyakin dan disana juga akan di biayai dan diberikan pasilitas," tambah dia.
Untuk itu, kata Nasir dalam merekrut calon NIIS tidak dengan pola menghipnotis melainkan dengan berkeyakinan.
"Tidak ada hipnotis mereka dengan cara berkeyakinan hidup disana lebih baik lebih mulya di dunia itu yang mereka diinginkan, tidak semuanya menjadi pembatas harus berkontribusi berada disitu," katanya.
Masuk NIIS, lanjut Nasir program cuci otak tergantung berapa lama dia (calon anggota NIIS) dan sudah sejauh mana pemahamannya pelajaran NIIS.
Main Game Bisa Menjadi Pejihad di Negeri Padang Pasir
Sementara itu, kata juru bicara BNPT, Irfan Idris mengatakan mungkin kedengaran janggal, ketika anak-anak anda di rumah bermain game lalu tiba-tiba menjadi pejihad di negeri padang pasir. Namun, hal itu bukan hal yang mustahil.
Ketika anak-anak larut dalam sebuah permainan game yang berisi kekerasan, lalu menang maka ia akan merasa jagoan. Dan seketika itu pula dia ingin mempraktekannya dalam dunia nyata.
Salah satu arena yang bisa dijajal adalah kawasan perang di Irak dan Syria.
"Anak-anak masih kosong pikiranya, ketika menang dia bilang saya jagoan, dia bajingan," kata dia.
Namun, hal itu bisa dicegah melaui propaganda. Anak-anak harus diberi pengertian agar mereka tidak terjebak dalam sebuah permainan, namun berada di dunia nyata. Sehingga mereka enggan berkeinginan untuk bergabung dengan NIIS.
"Isis itu kayak main games, bawa AK47 Melihat propganda seperti ini ada yang harus dilakukan pada anak-anak dengan membuat anak-anak tidak mau, membuat anak-anak tidak bisa berangkat ke sana," katanya.
Irfan menambahkan NIIS sudah ada di Indonesia.
"NIIS sudah ada di Indonesia, mungkin baru kulitnya," kata dia.
Menurut Irfan, semangat militan NIIS sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak dahulu. Hanya saja berganti nama.
"Kulitnya berganti, semangatnya untuk melawan kebatilan versi dia tetap ada," katanya.
Namun, dibantah oleh pengamat Nasir Abbas bahwa NIIS hanya ada di Syria dan Irak sesuai nama gerakannya.
"NIIS di Indonesia enggak ada, tapi anggota NIIS ada disini," katanya.
Anggota-anggota NIIS tersebut ketika sudah berbaiat menyatakan bergabung dengan NIIS, maka mereka punya semangat radikalisme yang sama.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...