Pengangguran Global Diperkirakan Naik Sampai 2017
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - “Angka pengangguran global meningkat pada 2015, dan diperkirakan akan memburuk sampai dua tahun ke depan,” kata Organsasi Buruh Internasional (ILO) pada Selasa (19/1), mengutip penurunan di negara-negara berkembang.
Dalam sebuah laporan baru, ILO memperkirakan bahwa 197,1 juta orang usia kerja tidak memiliki pekerjaan pada 2015, naik 0,7 persen dibandingkan dengan 2014.
“Pada 2016, jumlahnya diperkirakan naik 2,3 juta orang, dengan tambahan 1,1 juta orang lainnya untuk angka pengangguran pada 2017, “ kata laporan tersebut.
Angka itu juga menegaskan, tingkat pengangguran belum pulih dari krisis finansial 2008, saat 27 juta orang lainnya kehilangan pekerjaan tahun lalu dibandingkan dengan tingkat sebelum krisis.
“Perekonomian global tidak menciptakan lapangan kerja yang cukup,” kata kepala ILO Guy Ryder kepada para jurnalis.
Dia merujuk pada pelambatan signifikan di pasar negara-negara berkembang, ditambah penurunan tajam harga komoditas sebagai penyebab perkiraan suram untuk pasar tenaga kerja global.
"Perlambatan signifikan di negara berkembang, ditambah dengan penurunan tajam harga komoditas adalah memiliki efek dramatis pada dunia kerja," kata Direktur Jenderal ILO Guy Ryder.
"Banyak perempuan yang bekerja, dan laki-laki harus menerima pekerjaan yang dibayar rendah, baik di negara berkembang dan berkembang dan juga, semakin di negara maju. Dan meskipun penurunan jumlah pengangguran di beberapa negara Uni Eropa dan Amerika Serikat, terlalu banyak orang yang masih pengangguran. Kita perlu mengambil tindakan segera untuk meningkatkan jumlah peluang kerja yang layak atau kita berisiko ketegangan sosial meningkat, “ katanya.
"Perlambatan signifikan di negara berkembang ditambah dengan penurunan tajam harga komoditas adalah memiliki efek dramatis pada dunia kerja," kata Direktur Jenderal ILO Guy Ryder.
Penggangguran Terburuk Melanda Negara berkembang
Tingkat pengangguran untuk negara maju menurun dari 7,1 persen pada 2014 ke 6,7 persen di tahun 2015. Dalam kebanyakan kasus, bagaimanapun, perbaikan ini tidak cukup untuk menghilangkan kesenjangan pekerjaan yang muncul sebagai akibat dari krisis keuangan global.
Akan tetapi, prospek kerja kini melemah di negara berkembang, terutama di Brazil, Tiongkok dan negara-negara penghasil minyak.
"Lingkungan ekonomi yang tidak stabil terkait dengan arus stabil modal, pasar keuangan masih disfungsional dan kekurangan permintaan global terus mempengaruhi perusahaan dan menghalangi investasi dan penciptaan lapangan kerja," kata Raymond Torres, Direktur Departemen Penelitian ILO.
"Selain itu, pembuat kebijakan perlu lebih fokus, pada penguatan kebijakan ketenagakerjaan dan mengatasi kesenjangan yang berlebihan. Ada banyak bukti, pasar tenaga kerja yang dirancang dengan baik dan kebijakan sosial sangat penting, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mengatasi krisis pekerjaan dan hampir delapan tahun, setelah dimulainya krisis global, penguatan pendekatan kebijakan sangat diperlukan, " kata Torres.
Para penulis dari Weso, juga mendokumentasikan fakta, kualitas pekerjaan tetap menjadi tantangan utama. Meskipun telah ada penurunan tingkat kemiskinan, tingkat penurunan jumlah pekerja miskin di negara berkembang telah melambat dan pekerjaan rentan masih menyumbang lebih dari 46 persen dari total tenaga kerja global, yang mempengaruhi hampir 1,5 miliar orang.
Sementara itu, laporan tersebut menunjukkan, pekerjaan informal di luar pekerjaan bukan pertanian, jumlahnya melebihi 50 persen di negara-negara berkembang. Hampir sepertiga dari negara-negara itu, memiliki lebih dari 65 persennya pekerja informal.
"Kurangnya pekerjaan yang layak, membuat orang-orang untuk beralih ke pekerjaan informal, yang biasanya ditandai dengan produktivitas yang rendah, upah rendah dan tidak ada perlindungan sosial. Ini perlu diubah, PBB mendesak, untuk segera mengadopsi Agenda Pembangunan Berkelanjutan, “ kata Ryder.
dengan skala tantangan pekerjaan global kunci keberhasilan pelaksanaan PBB yang baru diadopsi 2030 Agenda Pembangunan Berkelanjutan, "menyimpulkan Ryder. (Ant/ilo.org)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...