Pengawasan Kotak Suara dan Sistem Kontrol IT Cegah Manipulasi Pemilu
DEPOK, SATUHARAPAN.COM – Pengamanan kotak suara dan sistem kontrol IT di Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan dua simpul utama mencegah manipulasi dan kecurangan pemilihan umum (pemilu). Edy Prasetyono menyampaikan hal itu dalam seminar "Monograf Manipulasi Pemilu, Pelanggaran Elektoral, dan Aparat Keamanan" di Auditorium Juwono Soedarsono UI Depok, pada Senin (7/4).
Pakar Pertahanan Center for International Relations Studies (CIReS) Universitas Indonesia itu menyebutkan kelengahan pengamanan kotak suara memungkinan suatu kecurangan atau manipulasi terjadi. Bawaslu dinilainya tidak siap melakukan pengawasan itu.
“Bawaslu kan normatif sekali. Kalau akan ada pelanggaran, akan ditindak. Tetapi sudah berapa ratus, berapa ribu pelanggaran? Kalau ada pelanggaran, gunakan Bawaslu untuk memproses. Tetapi, apakah semua sumber daya sudah disiapkan?” Edy menegaskan.
Edy mengingatkan proses Pemilu 2009 yang berubah dari sistem elektronik menjadi manual berakibat pada proses penghitungan yang molor. “Bagaimana mungkin menghitung sampai tujuh bulan? Harusnya hari ini pemilu, hari ini ketahuan hasilnya.”
Selain berpendapat sistem kontrol IT di KPU membutuhkan audit, Edy berharap hal-hal yang menimbulkan kecurigaan juga tidak muncul supaya legitimasi pemilu tidak dipermasalahkan.
Aparat Keamanan
Ahli pertahanan itu juga secara khusus menyoroti TNI. Dia mengimbau TNI bekerja profesional dan melindungi pertahanan di atas semua golongan.
“Ini menjadi kepedulian supaya TNI itu tetap solid, bersatu dalam satu wadah yang tidak terpecah-pecah. Tidak ada TNI yang kuning, atau TNI yang hijau.”
Dia juga menambahkan bila TNI bekerja profesional, melindungi aparat keamanan itu sendiri.
“Kalau mereka banyak terlibat di urusan-urusan politik tentu akan menjadi sasaran tembak. Ini satu cara supaya TNI jangan jadi sasaran hujatan dan kecurigaan.”
Edy Prasetyono merupakan salah satu dari tim peneliti "Manipulasi Pemilu, Pelanggaran Elektoral, dan Aparat Keamanan". Peneliti lain adalah Kusnanto Anggoro dan Hariyadi Wirawan.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...