Pengembangan Pariwisata Perlu Dukungan Kepala Daerah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Tim Percepatan Wisata Sejarah dan Religi Kementerian Pariwisata Tetty Ariyanto mengatakan pengembangan daerah wisata perlu dukungan semua pihak termasuk kepala daerah setempat.
"Jika pemimpin daerah tersebut punya komitmen yang kuat untuk pengembangan daerah wisata maka perkembangannya akan bisa semakin maju," katanya usai seminar dengan tema `Dinamika Pariwisata Internasional dan Peran Masyarakat` di Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Jakarta, Selasa (11/4).
Tetty yang juga menjabat sebagai Business Director Inspire Travel and Tourism Learning Centre mengatakan tempat-tempat wisata yang bagus juga perlu promosi yang kuat sehingga lebih dikenal dan banyak wisatawan yang akan mengunjunginya.
"Branding untuk desa ataupun kota sangat baik bagi kemajuan daerah wisata tersebut," katanya.
Selain komitmen yang kuat dari pemimpin daerah perlu juga peran serta perguruan tinggi untuk turut serta memajukan wisata daerah tertentu.
"Peran perguruan tinggi sangat efektif untuk memajukan daerah wisata di tanah air," katanya.
Ia mengatakan daerah tujuan wisata yang paling banyak diminati yaitu budaya yang mencapai 60 persen, alam (35 persen) dan buatan manusia (5 persen).
Untuk itu perlu didorong wisatawa berkunjung ke berbagai daerah yang mempunyai budaya dan alam yang menarik.
Sedangkan Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Devi Roza Kausar mengatakan sudah dua tahun yang lalu mahasiswa Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila melakukan studi lapangan untuk mengetahui secara langsung potensi-potensi wisata yang ada di berbagai daerah.
"Kita studi banding bukan lagi menginap di hotel yang bagus tetapi langsung terjun ke masyarakat," katanya.
Jadi, lanjut Devi, mahaiswa dapat mengetahui apa yang didapat bangku kuliah dengan kenyataan yang ada dilapangan, sehingga bisa membantu daerah wisata tersebut bisa lebih baik lagi," ujarnya.
Sementara itu Puspita Ayu, alumnus S2 Universitas Paris Sorbonne, yang menyajikan strategi Eropa dalam pariwisata internasional mengatakan untuk menguatkan daya saing wisata maka perlu penguatan peran serta pemerintah dan juga masyarakat.
"Kita bisa mengembangkan wisata untuk wilayah teritorial tertentu, sehingga lebih fokus," katanya.
World Economic Forum merilis The Travel and Tourism Competitiveness Indeks dan menempatkan Indonesia pada tahun 2017 masuk 50 besar dunia. Dengan peringkat daya saing di 50 besar diharapkan Indonesia meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan meningkatkan devisa dari sektor pariwisata. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...