Pengiriman Pasukan Korea Utara ke Rusia, Apa Artinya bagi Perang Dengan Ukraina?
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Para pejabat Amerika SWerikat dan Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu (23/10) bahwa ada bukti Korea Utara telah mengirim pasukan ke Rusia dalam potensi eskalasi perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun dengan Ukraina.
Jika tujuan para tentara itu adalah berperang dengan Rusia di Ukraina, itu akan menjadi pertama kalinya negara ketiga mengerahkan pasukan di darat dalam perang tersebut.
Negara-negara lain di kedua sisi yang berseberangan telah mengirimkan bantuan militer, termasuk senjata dan pelatihan: Iran telah memasok Rusia dengan pesawat nirawak, dan negara-negara Barat telah menyediakan Ukraina dengan senjata modern dan bantuan keuangan dan kemanusiaan.
Kepala mata-mata Korea Selatan mengatakan kepada para anggota parlemen bahwa 3.000 tentara Korea Utara sedang dilatih untuk menggunakan peralatan termasuk pesawat nirawak sebelum dikirim untuk berperang di Ukraina.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan kepada wartawan saat berkunjung ke Roma bahwa "kami melihat bukti bahwa ada pasukan Korea Utara" yang telah pergi ke Rusia.
"Apa sebenarnya yang mereka lakukan — masih harus dilihat," kata Austin. Baik Austin maupun Direktur Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, Cho Tae-yong, tidak memberikan perincian tentang bagaimana mereka mengetahui tentang pasukan Korea Utara, dan banyak pertanyaan seputar dampak partisipasi Korea Utara.
Apa Yang Diketahui Tentang Pasukan Korea Utara?
Pasukan Korea Utara tiba di wilayah Kursk, Rusia, pada hari Rabu (23/10) untuk membantu pasukan Rusia melawan serangan perbatasan Ukraina, kepala Direktorat Intelijen Militer Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan kepada outlet berita militer daring The War Zone pada hari Selasa (22/10).
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan kepada wartawan hari Senin (21/10) bahwa perwira dan personel teknis Korea Utara telah terlihat di wilayah yang diduduki Rusia. Dia tidak menyebutkan kapan.
"Saya yakin mereka mengirim perwira terlebih dahulu untuk menilai situasi sebelum mengerahkan pasukan," kata Zelenskyy. Dia telah memperingatkan bahwa partisipasi negara ketiga dapat meningkatkan konflik menjadi perang dunia.
Austin mengatakan bahwa akan menjadi "masalah yang sangat, sangat serius" jika Pyongyang benar-benar bergabung dalam perang di pihak Rusia.
Apa Yang Dilakukan Ukraina?
Ukraina sedang mempersiapkan diri seolah-olah memerangi Korea Utara di wilayahnya tidak dapat dihindari.
Suntikan 10.000 tentara Korea Utara, yang diklaim oleh intelijen Ukraina dan Korea Selatan, "dapat secara signifikan mengganggu pertahanan Ukraina di sana dan mempercepat kemajuan pasukan Rusia," kata Glib Voloskyi, seorang analis dari lembaga pemikir Ukraina, Come Back Alive Initiatives Center.
Proyek "I Want to Live" Ukraina, sebuah saluran telepon yang mendorong tentara Rusia untuk menyerah, menerbitkan sebuah video dalam bahasa Korea pada hari Rabu (23/10) yang menyerukan agar tentara Korea Utara menyerah.
"Kami menyerukan kepada para prajurit Tentara Rakyat Korea, yang dikirim untuk membantu rezim Putin. Kalian tidak boleh mati tanpa alasan di tanah orang lain. Tidak perlu mengulang nasib ratusan ribu tentara Rusia yang tidak akan pernah kembali ke rumah!"
Bagaimana Reaksi Barat?
Zelenskyy mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (21/10) bahwa Uni Eropa dan AS telah berhati-hati dalam menanggapi pasukan Korea Utara yang bertempur bersama Rusia secara terbuka — menggambarkan reaksi mereka sebagai "sangat terkendali."
Pejabat Jerman dan Inggris juga mempertimbangkannya, dengan Korea Selatan mengisyaratkan bahwa mereka dapat mendukung Ukraina dengan senjata militer jika Korea Utara benar-benar terlibat.
"Kami bahkan tidak tahu apakah kami berbicara tentang 1.500 atau 12.000, atau jenis tentara apa yang akan datang ke Rusia dan untuk bertempur di mana dan melawan siapa," kata Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius. "Ini semacam eskalasi dan ini menunjukkan kepada kita aspek yang sangat penting. Konflik internasional semakin dekat dengan sangat cepat."
Menteri Pertahanan Inggris, John Healey, mengatakan bahwa "tidak hanya ada kekhawatiran tentang potensi eskalasi konflik di Eropa. Ada hubungan yang tidak terpisahkan dengan masalah keamanan di Indo-Pasifik juga."
Mengapa Rusia membutuhkan Korea Utara? Korea Utara dan Rusia, keduanya terlibat konfrontasi terpisah dengan Barat, telah memperdalam kerja sama militer mereka dalam dua tahun terakhir. Pada bulan Juni, mereka menandatangani kesepakatan pertahanan yang mengharuskan kedua negara untuk memberikan bantuan militer jika pihak lain diserang.
Bagi para analis, pengerahan pasukan akan menjadi tanda bahwa perang tidak berjalan sesuai rencana Rusia.
"Saya pikir Ukraina sedang melemahkan tentara Rusia saat kita berbicara. Anda tidak akan mendapatkan ribuan tentara dari Korea Utara jika perang Anda berjalan dengan baik," kata Justin Crump, mantan komandan tank Inggris yang mengepalai Sibylline, sebuah firma penasihat strategis. "Anda tidak membutuhkan mereka."
Korea Utara telah mengirim lebih dari 13.000 kontainer artileri, rudal, dan senjata konvensional lainnya ke Rusiasejak Agustus 2023 untuk mengisi kembali persediaan senjata yang menipis. Rudal-rudal tersebut secara aktif digunakan terhadap target-target Ukraina, kata pejabat di Kiev. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...