Penguatan Dolar Terhambat di Perdagangan Asia
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Penguatan kurs dolar Amerika Serikat mendapat hambatan di perdagangan Asia pada hari Selasa (1/12), karena investor berbalik hati-hati dan pasar semakin memperhitungkan kenaikan suku bunga AS yang lama ditunggu-tunggu.
Pedagang telah meningkatkan penawaran dolar dalam mengantisipasi kenaikan suku bunga -- nilai tambah untuk greenback -- karena Federal Reserve secara luas diperkirakan akan bergerak akhir bulan ini.
Greenback telah duduk di tingkat tertinggi tujuh bulan terhadap euro, yang telah dijual karena ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengumumkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut pada pertemua mereka Kamis.
"Sulit untuk memborong dolar kecuali ada indikasi untuk peningkatan (suku bunga) berturut-turut yang lebih besar daripada yang pasar harapkan," Yasunori Takano, kepala analis di FX Prime by Gmo Corp., mengatakan kepada Bloomberg News.
"Pasar telah hampir menghargakan kenaikan suku bunga pada Desember, sehingga kemungkinan tidak akan ada lebih banyak insentif pembelian baru. Yang dapat memicu aksi ambil untung."
Dolar melemah menjadi 122,93 yen dari 123,09 yen pada hari Senin di New York, sementara itu turun terhadap sebagian besar unit Asia lainnya, termasuk rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia.
"Dolar AS jelas memberikan beberapa keuntungan kembali yang membantu banyak mata uang mitra Asia," Angus Nicholson, seorang analis pasar dari IG Ltd, mengatakan dalam sebuah surat elektronik kepada nasabahnya.
Meredam sentimen, ekonomi Tiongkok menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut pada November, karena kunci indikator aktivitas pabrik pada Selasa datang di tingkat terendah dalam tiga tahun terakhir.
Perhatian sekarang pada pertemuan ECB, di mana stimulus baru bisa menekan euro lebih lanjut, di tengah spekulasi bahwa mata uang bersama itu akan segera mencapai paritas dengan dolar -- terakhir terlihat pada 2002.
Pada Selasa, unit 19-negara itu naik tipis menjadi 1,0588 dolar dari 1,0566 dolar di perdagangan AS, sementara itu dibeli 130,16 yen terhadap 130,05 yen.
Kemungkinan perbedaan kebijakan moneter di Amerika Serikat dan Eropa telah menempatkan tekanan pada euro, yang berada pada tingkat terlemahnya terhadap dolar sejak awal April.
Juga dalam fokus adalah laporan ketenagakerjaan AS pada Jumat yang mungkin bisa memperkuat kasus untuk kenaikan suku bunga The Fed.
Pada perdagangan lainnya, rupiah menguat 0,33 persen terhadap dolar, sementara ringgit naik 0,38 persen. Dolar Taiwan dan Singapura juga maju terhadap unit AS. Tetapi won Korea Selatan dan baht Thailand menurun terhadap greenback.(AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...