Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 19:11 WIB | Selasa, 17 Mei 2016

Pengusaha Harus Bangun Sense of Paranoid

Pengusaha Harus Bangun Sense of Paranoid
Chief Executive Officer, bukalapak.com, Achmad Zaky saat menjadi pemateri di Seminar Bukalapak Forum Indonesia Muda, hari Senin (16/5) di Balai Sarbini, Jakarta. (Foto-fto: Prasasta Widiadi).
Pengusaha Harus Bangun Sense of Paranoid
Para peserta Seminar Bukalapak Forum Indonesia Muda 2016.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seorang pengusaha idealnya  memiliki sense of paranoid, namun paranoid bukan dalam  arti rasa takut kepada hal-hal yang menyeramkan, namun perasaan selalu cemas akan banyak saingan muncul sehingga produknya harus selalu baru setiap hari.

“Pengusaha harus punya  sense of paranoid, ini bukan takut produknya dicuri orang atau kafenya ada hantunya tapi kita harus selalu cemas setiap hari akan banyak saingan, dan kita (pengusaha, red) harus jadi orang yang jangan pernah comfort selalu mencari jalan baru dan jangan selalu mencari posisi nyaman kalau kita punya challenge,” kata Chief Executive Officer, bukalapak.com, Achmad Zaky saat menjadi pemateri di Seminar Bukalapak Forum Indonesia Muda, hari Senin (16/5) di Balai Sarbini, Jakarta.  

Zaky mengemukakan produk saingan datang dalam waktu yang sangat cepat, bahkan hitungan menit hingga detik.

Zaky menasihati para pengusaha atau pemimpin sebuah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus memiliki kreativitas dalam menyiasati persaingan yang ketat. “Ibaratnya  leader (pemimpin, red) adalah orang yang  membuka hutan dalam belantara bisnis, pertama-tama dia harus singkirkan rantingnya, dan mengatur pohonnya agar bisa bermanfaat, jadi seperti membuka jalan ke kemajuan wirausaha generasi berikutnya,” kata Zaky.

Zaky memberi contoh apabila pemerintah ingin meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan maka membangun industri pariwisata di Indonesia tidak dapat setengah-setengah. “Kalau begitu-begitu aja, nggak ada bedanya sama Malaysia atau Singapura,” kata Zaky.

“Sekarang itu yang penting anak kuliahan, terutama yang sudah selesai (menamatkan masa studi, red), harus berpikir out of the box, jangan berpikir text book (berdasar teori, red),” kata Zaky.

Zaky mengemukakan karakter kewirausahaan yakni kerja keras, karena dengan semangat dan determinasi tinggi maka mengalahkan faktor keberuntungan semata. 

Luck is when opportunity begin (Keberuntungan adalah saat peluang kerja dimulai, red). Coba kalau kita lihat Rio Haryanto (pebalap, red), apakah dia beruntung begitu saja, karena orangtuanya pengusaha kaya di Solo. Ah ternyata nggak juga kok, namun dia mau merangkak dari bawah (mulai dari balap seri Formula 2, red), itu butuh kerja keras bukan sekadar faktor uang,” kata dia.

Zaky mengemukakan bahwa usia produktif setelah selesai menamatkan studi di perguruan tinggi yakni usia 20-35 tahun.

“Kalian (peserta Seminar Bukalapak Forum Indonesia Muda,red) jangan mengambil pilihan yang safe, ah sudah lah saya tunggu formasi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil, red) saja. Kalian usia ini adalah usia emas, dan harus berani ambil resiko,” Zaky menambahkan.

Zaky mengungkapkan seorang pebisnis dan pemimpin UKM harus memiliki  speed execution, atau target jangka waktu eksekusi dalam melaksanakan bisnisnya.

Dalam kesempatan yang sama, Co Founder bukalapak.com,  Muhamad Fajrin Rasyid menjelaskan Seminar Forum Indonesia Muda (FIM) adalah sebuah forum independen yang telah berdiri sejak 2003, beranggotakan pemuda dan mahasiswa dari berbagai aktivitas, universitas, maupun lembaga kepemudaan di seluruh Indonesia, dengan cita-cita untuk membangun ekonomi Indonesia “Penyelenggaraan FIM tahun ini merupakan forum ke 20 (dua puluh) kalinya sejak pertama kali diadakan pada Juni 2003, dengan alumni sebanyak lebih dari 2000 orang yang tersebar di 33 provinsi,” kata Rasyid.

Rasyid mengemukakan di bukalapak.com bertujuan memberdayakan UKM. 

“Yang pertama kita jangkau adalah komunitas, bukalapak adalah komunitas penjual yang ada di seluruh indonesia. Apa yang dilakukan adalah transaksi jual beli secara online, dan kami mewadahi itu,” kata Rasyid. 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home