Pengusaha Keluhkan Derasnya Produk Impor
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan beberapa pengusaha khususnya produk tekstil mengeluh karena produk impor yang saat ini beredar di pasaran sudah terlalu banyak. Akibatnya, mereka merugi dan hampir menutup perusahaannya.
“Kami akan memanggil ketiga perusahaan tersebut pada hari Selasa (13/10) untuk mengetahui persoalan dan fasilitasi yang dapat diberikan agar mereka tidak sampai menutup usahanya,” ujar Franky dalam keterangan resminya hari Senin (12/10).
“Dalam paket ekonomi jilid 3 yang diumumkan minggu lalu, pemerintah sudah mengeluarkan stimulus yang dapat langsung menjawab kebutuhan industri, salah satunya penurunan tarif listrik dan diskon tarif sebesar 30 persen untuk pemakaian pukul 23.00-08.00 pagi. Kebijakan itu diharapkan dapat mengurangi beban industri padat karya. Tinggal Desk Khusus Investasi ini merumuskan fasilitasi yang diperlukan masing-masing perusahaan.”
Sebelumnya, Kepala BKPM Franky Sibarani memaparkan adanya pengaduan dari 13 investor sektor tekstil existing yang sudah memasukkan pengaduan melalui asosiasi. Dia menambahkan, dari jumlah 13 perusahaan tersebut, 8 perusahaan diantaranya disebut akan mengurangi volume produksinya, dan 5 perusahaan berencana untuk tutup.
Desk Khusus Investasi sektor Tekstil dan Sepatu dibentuk BKPM bersama Kementerian terkait lainnya untuk membantu investor existing, sehingga dapat mencegah PHK. Desk investasi ini terdiri dari BKPM, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan (Ditjen Pajak dan Bea Cukai), dan kementerian terkait lainnya, serta didukung oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo).
BKPM mencatat, sepanjang Semester I 2015 realisasi investasi untuk sektor tekstil masih tumbuh positif, naik 58 persen sebesar Rp 3,88 triliun dibandingkan Semester 1 2014. Realisasi investasi seluruh sub sektor tekstil pada Semester I 2015 juga tumbuh positif, yaitu industri pengolahan serat tekstil tumbuh 213 persen sebesar Rp 2,40 triliun dari 82 proyek, industri pertenunan tekstil tumbuh 613 persen sebesar Rp 163 miliar dari 25 proyek, industri pakaian jadi tumbuh 16 persen sebesar Rp 941 miliar, dan industri perlengkapan pakaian tumbuh 563 persen sebesar Rp 216 miliar dari 15 proyek.
Sementara itu, realisasi investasi untuk sektor alas kaki pada Semester I 2015 tumbuh 613 persen sebesar Rp 759 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dari 69 proyek.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...