Pengusaha Pisang Hasilkan Keuntungan Rp 1,3 Miliar/Tahun
TEXAS, SATUHARAPAN.COM – Dalam dunia yang dilingkupi komunikasi serba elektronik, dan gadget, rasanya menyenangkan untuk menerima surat atau kartu ucapan berbentuk fisik. Tapi bagaimana bila pesan itu tidak ditulis dalam kertas, tapi di sebuah pisang?.
Rasanya menggelitik, itulah ide dari Bananas Gone Wild yang dipelopori pemiliknya, Davonte Wilson. Ia mendirikan perusahaan yang mentransfer pesan lewat pisang dan berpusat di Frisco, Texas, Amerika Serikat.
Seperti diberitakan situs berita bisnis, Forbes hari Rabu (16/3). Wilson adalah seorang teknisi software sebuah perusahaan komputer. “Aduh rasanya sangat melelahkan, karena pekerjaan seperti ini sulit, kalau berhari-hari seperti ini terus maka dikhawatirkan Anda akan cepat lelah,” kata Wilson.
Wilson mengatakan saat dia masih menjalani pelatihan sebagai teknisi dan perakit di sebuah perusahaan perangkat lunak dia makan siang selalu dengan buah favoritnya, pisang.
Dia menjelaskan berulang kali mengatasi rasa bosan dengan peralatan elektronik dan mulai iseng melakukan banyak eksperimen dengan pisang tersebut. Dia mulai menggambar pisang sehingga dia tertawa geli sendiri. “Ah, ya saya iseng saja, saya melakukan ini untuk mengatasi kepenatan,” dia menambahkan.
Hobi Wilson dimulai dan dia hampir saja tidak lulus ujian training di perusahaan tersebut, hal itu membuat instruktur teknik bertanya alasan hasil tes Wilson jelek.
Instruktur menasihati Wilson agar menganggap pekerjaan sebagai teknisi harus menyenangkan sama seperti menulis dengan pisang.
Wilson akhirnya lulus dalam training tersebut. “Saya suka menggambar dan banyak orang menganggap gambar saya benar-benar keren,” kata Wilson.
Saat pulang ke rumah Wilson berpikir banyak tentang pisang yang sering dia gambar. Kemudian dia mulai bereksperimen. Wilson menggambar buah pisang menjadi karakter animasi yang berbeda, seperti Banana Head (plesetan dari Potato Head), Superman dan berbagai karakter animasi lainnya.
Wilson menjelaskan banyak pelanggan yang memintanya menggambar bentuk khusus seperti janggut atau kumis, kacamata, mata atau perhiasan.
Wilson menulis pada pisang dengan menggunakan pena cat.
Wilson mengungkapkan cara yang dilakukan agar pisang dapat dihias dan tidak cepat matang yakni membungkus pisang tersebut dalam plastik.
Wilson memiliki pelanggan hampir di setiap negara bagian di Amerika Serikat.
“Wah, kadang-kadang saya harus berbagi pekerjaan dengan profesi saya sebagai teknisi perangkat lunak,” kata dia.
Menurut Wilson pendapatan bersihnya per bulan berkisar Rp 105,35 juta, dalam sehari dia rata-rata memperoleh 55 pesanan.
“Ini contohnya sekarang kami mendapat pesanan dengan jumlah lebih kurang delapan pisang, biaya satu buah pisang yang dihias seharga Rp 14.600 dengan biaya pengiriman berkisar Rp 46.000,” kata Wilson.
Dalam situs resmi Banana Goes Wild dijelaskan bahwa biaya menghias pisang bervariasi antara satu pisang dan pisang lainnya, biaya pengiriman pun berbeda-beda.
Lama pengiriman sebuah pisang yang telah dihias dengan Banana Goes Wild berkisar tiga sampai lima hari.
Wilson menutup pembicaraan dengan Forbes dengan mengemukakan bahwa dia tidak akan menjadikan usaha tersebut sebagai mata pencarian utama, saat ini dia hanya senang melihat pisang sebelum dimakan dan tidak berniat memakannya.
(forbes.com/bananasgonewild.co).
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...