Penjelajah Bulan India Temukan Keberadaan Sulfur di Kutub Selatan
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Penjelajah Bulan India telah mengkonfirmasi keberadaan Sulfur di kutub selatan bulan, kata badan antariksa negara tersebut.
Pekan lalu, India menjadi negara pertama yang mendaratkan pesawat luar angkasa di dekat kutub selatan yang sebagian besar belum dijelajahi, dan menjadi negara keempat yang mendarat di Bulan.
“Instrumen Laser-Induksi Breakdown Spectroskopi (LIBS) yang ada di pesawat Chandrayaan-3 Rover telah melakukan pengukuran in-site pertama pada komposisi unsur permukaan bulan di dekat kutub selatan,” kata Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) dalam sebuah pernyataan tertanggal hari Senin (28/8).
“Pengukuran in-site ini mengkonfirmasi keberadaan Sulfur di wilayah tersebut dengan jelas, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh instrumen yang ada di pengorbit,” katanya.
Analisis spektrografi juga mengkonfirmasi keberadaan aluminium, kalsium, besi, kromium dan titanium di permukaan bulan, tambah ISRO, dengan pengukuran tambahan menunjukkan adanya mangan, silikon dan oksigen.
Kendaraan penjelajah beroda enam bertenaga surya Pragyan atau “Kebijaksanaan” dalam bahasa Sansekerta, akan berjalan mengelilingi kutub selatan yang relatif belum dipetakan dan mengirimkan gambar serta data ilmiah selama dua pekan masa pakainya.
India terus menyamai pencapaian program luar angkasa lainnya dengan biaya yang lebih murah, meski mengalami beberapa kemunduran.
Empat tahun lalu, misi lunar India sebelumnya gagal pada pendaratan terakhirnya, yang pada saat itu dianggap sebagai kemunduran besar bagi program tersebut.
Chandrayaan-3 telah menarik perhatian publik sejak diluncurkan hampir enam pekan lalu di depan ribuan penonton yang bersorak-sorai, dan keberhasilan pendaratannya di Bulan pekan lalu terjadi hanya beberapa hari setelah sebuah pendarat Rusia jatuh di wilayah yang sama.
Pada tahun 2014, India menjadi negara Asia pertama yang menempatkan pesawat ruang angkasa ke orbit di sekitar Mars dan berencana mengirim wahana antariksa ke matahari pada bulan September.
ISRO dijadwalkan meluncurkan misi berawak selama tiga hari ke orbit Bumi pada tahun depan.
Ia juga merencanakan misi bersama dengan Jepang untuk mengirim wahana antariksa lain ke Bulan pada tahun 2025 dan misi orbit ke Venus dalam dua tahun ke depan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...