Pentingnya Penanaman Pendidikan Karakter & Pengembangan Talenta Bagi Siswa Sekolah Dasar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM, Tak hanya berfokus pada pembelajaran di kelas, siswa sekolah dasar harus dibekali dengan pendidikan karakter dan pengembangan talenta, agar tumbuh menjadi pribadi yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi, soft skills mumpuni, dan berakhlak baik.
Lewat program Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kristiani (PKBN2K), 79 sekolah di bawah naungan BPK PENABUR Jakarta terus memberikan pendidikan karakter kepada siswa. Salah satunya SDK 8 PENABUR, sekolah yang beralamat di Jalan Taman Hijau Daun No.24, RT.11/RW.11, Cawang, Jakarta Timur.
“Kami menyisipkan pembelajaran karakter pada siswa di setiap materi pelajaran, renungan di pagi hari, dan ibadah bersama, yang tentunya menempatkan Tuhan Yesus sebagai teladan. Hal ini bertujuan supaya karakter siswa terbangun dan melekat dalam berperilaku sehari-hari. Siswa yang melakukan karakter baik di rumah, maka akan mendapatkan sertifikat “PENABUR Primary Character (PPC)”.” jelas Andreas Suryanegara, Kepala SDK 8 PENABUR.
“Melaksanakan PPC membiasakan saya untuk menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab di dalam mengerjakan tugas. Saya juga belajar agar peduli dan menghargai orang lain di sekitar saya. Misalnya, lewat aksi berbagi yang saya lakukan kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan. Lewat PPC, turut mengingatkan saya juga untuk semakin dekat dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, yakni dengan berdoa setiap waktu dan melaksanakan firman-Nya.” tutur Shanen Laurellia Herrianto, peserta didik kelas VI SDK 8 PENABUR.
Nilai Karakter PKBN2K
Ada 7 nilai karakter pada PKBN2K yang ditanamkan pada siswa sekolah dasar, yaitu rendah hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan, ketaatan, keberanian, dan kepedulian. Berikut penjelasan dan penerapannya di SDK 8 PENABUR :
- Ketaatan
Sekolah mengeluarkan tata tertib dan mewajibkan warga sekolah untuk menaatinya. Misalnya siswa datang tepat waktu, mengenakan seragam, dan membawabuku sesuai jadwal. Ketaatan mengikuti tata tertib akan menciptakan keberhasilan dan kenyamanandalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
- Rendah hati
Sopan santun merupakan perilaku yang wajib ditanamkan kepada siswa. Salah satunya lewat penerapan 5S (salam, senyum, sapa, sopan, santun) dan TOMAT (tolong, maaf, terima kasih). Dibutuhkan sikap rendah hati untuk melakukannya.Meskipun terdengar sepele, namun sopan santun perlu diajarkan kepada siswa agar dapat menjaga sikap saling menghormati.
- Ketekunan
Pada sela-sela pembelajaran di kelas, guru berbagi pengalaman inspiratif guna menginspirasi siswa agar menjadi lebih baik. Bukan hanya bercerita mengenai keberhasilan atau kehebatan saja, melainkan lebih dari itu. Misalnya bercerita mengenai kegagalan yang pernah dialami, namun bangkit kembali demi meraih cita-cita. Tentu saja hal tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi siswa untuk tekun dansemangat dalam meraih cita-cita. Ketekunan juga memberi dampak positif pada siswa dalam mengerjakan tugas sampai tuntas.
- Keberanian
Guru memberi motivasi kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran agar berani mengungkapkan pendapat dan bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.
- Kesetiaan
Guru tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran, melainkan pesan moral yang dapat dijadikan pedoman hidup. Misalnya ketika mengajarkan matematika, selain memberikan rumus, guru mengajarkan bahwa hidup seperti mengerjakan soal matematika, ketika ada soal sulit kita harus berusaha, berpikir, dan bersabar dalam menyelesaikannya.
- Kejujuran
Selalu menanamkan nilai kejujuran pada siswasaat mengerjakan tugas dan menghadapi ujian. Siswa harus terbiasa mengerjakan tugas secara mandiri. Dengan pembiasaan tersebut, maka siswa akan bertumbuh menjadi pribadi yang berkarakter bijak, bertanggung jawab, dan mandiri. Sebaliknya, saat siswa tidak jujur, guru bertugas memberitahu mereka bahwa setiap manusia tentu pernah luput dari kesalahan, tak terkecuali guru. Saat melakukan kesalahan guru tidak malu untuk mengakui dan meminta maaf pada siswa. Guru punjuga harus bersedia saat murid memberikan koreksi.
- Kepedulian
Menyediakan tempat sampah di lingkungan sekolah dan membiasakan siswa membuang sampah pada tempatnya, serta mengadakan bakti sosial merupakan contoh kegiatan kepedulian yang diterapkan di SDK 8 PENABUR.
Selain pendidikan karakter, SDK 8 PENABUR juga berfokus pada pengembangan talenta siswa. Berbagai ekstrakurikuler diadakan dan yang menjadi favorit siswa adalah robotik dan koding.
“Kemampuan 5C siswa menjadi berkembang, lewat robotik mereka dilatih untuk menciptakan suatu program dengan kemampuan computational thinking, sehingga menghasilkan robot yang berfungsi membantu pekerjaan manusia. Lalu, melalui koding siswa diajak menciptakan animasi atau games edukasi secara individu maupun lewat kolaborasi kelompok.” ujar Andreas.
Salomo Hutagalung, peserta didik kelas V SDK 8 PENABUR merasa senang dapat mengikuti ekstrakurikuler robotik. Ia belajar mengenal komponen listrik, merakit robot, dan pemrograman, sehingga robot dapat berfungsi dengan baik.
Salomo membagikan tahapan pembuatan “Robot Ular” yang pernah Ia ciptakan. Pertama, ide muncul untuk membuat “Robot Ular” yang dapat bergerak sendiri. Kedua, Salomo merakit dengan komponen robot yang ada bersama dengan teman-teman, jika ada yang kurang jelas Salomo bertanya kepada trainer sehingga dapat merakit robot sampai selesai. Ketiga, setelah perangkat robot sudah jadi, maka tahap selanjutnya Salomo dan teman-teman mulai membuat program di NXT Brick. Lalu, disambungkan ke komponen lain agar dapat berfungsi sesuai dengan program yang sudah dibuat.
“Setelah memahami robotik, saya mempunyai harapan agar ke depan dapat menciptakan robot yang dapat membantu pekerjaan manusia, sehingga meringankan tugas mama di rumah.” ucap Salomo.
Editor : Eti Artayatini
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...