Penundaan Keputusan Mempoloskan Kemasan Rokok di Inggris Mengundang Protes dari Berbagai Kalangan
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Keputusan Pemerintah menolak pengesahan kebijakan mempoloskan kemasan rokok ditentang oleh berbagai kalangan yang peduli terhadap kesehatan remaja. Para ahli dan juga peserta kampanye menuduh pihak kementrian tunduk kepada lobi yang dilakukan perusahaan rokok, sebagaimana dilaporkan Guardian.
Dalam pernyataan tertulis, Jeremy Hunt, selaku sekretaris kesehatan yang menyatakan RUU pemolosan kemasan rokok akan ditunda, membangkitkan kemarahan di antara aktivis kesehatan dan dokter, termasuk Tory MP Sarah Wollaston, dokter umum di Totnes, yang mengatakan di akun twitternya, “Kesehatan masyarakat sudah mati. Hari yang memalukan bagi pemerintah, satu-satunya pemenang adalah perusahaan tembakau dan perusahaan alkohol.”
Pemerintah juga ingin memundurkan sampai minggu depan sebagaimana janji David Cameron, perdana menteri Inggris yag juga ingin mengatur harga satuan minimal terhadap penjualan minuman alkohol.
Menunggu Australia
Hunt mengatakan pemerintah harus menunggu keterangan keefektifan kemasan polos bagi remaja di Australia, di mana kebijakan tersebut sudah diterapkan. Namun para ahli dan peserta kampanye mengatakan tidak perlu bukti lagi, sebagaimana dikutip dari tinjauan sistematis penelitian Stirling University yang sudah dipersiakan untuk konsultasi pemerintah sendiri.
“Tidak perlu penundaan lebih lama,” kata perwakilan Koalisi Bebas Rokok, salah satu aliansi dari 150 badan kesehatan masyarakat di Inggris. Hal ini disebut penundaan “untuk menyerah” pada industri tembakau.
Lebih dari 200.000 remaja di bawah 16 tahun mulai merokok tiap tahunnya. Dengan pelarangan iklan, kemasan rokok adalah kendaraan perusahaan untuk bisa merekrut anak-anak terhadap kebiasaan buruk tersebut. Tinjauan menyatakan bungkus yang polos kurang menarik bagi remaja, dan akan mengurangi jumlah anak yang percaya terhadap beberapa merek lebih aman daripada lainnya.
Melindungi Anak-anak
“Kami sangat kecewa bahwa pemerintah kembali tidak mengambil langkah penting untuk melindungi kesehatan anak-anak,” kata Dr. Hilary Cass, ketua Kesehatan Ibu dan Anak Royal College, yang juga salah satu anggota Koalisi Anti Rokok, “Anak-anak dan remaja akan cenderung terkesan pada merek, dan tidak terkecuali kemasan menarik yang digunakan industri tembakau. Oleh karena itu, tidak heran jika dua per tiga dari perokok saat ini adalah anak muda.
Perdana menteri menjelaskan keputusan mengesampingkan pemolosan kemasan, telah disampaikan dengan jelas sejak RUU tersebut disampaikan pada pidato Ratu di Whitehall bulan Mei.
Selama perundingan ada pertentangan bahwa kebijakan mempoloskan kemasan akan membutuhkan biaya lebih untuk pembuatan dan pengecerannya, mendukung perdagangan tembakau ilegal serta pembiayaan mencapai £ 6 triliun.
Bukan Masalah Penting bagi Pemerintah
Wollaston menyampaikan pandangannya pada BBC Radio 4, partai menyalahkan keputusan Lynton Crosby, yang dipercaya sebagai koordinator pemilihan umum Partai Konservatif dengan mengatakan bahwa dia harus fokus pada masalah yang lebih penting seperti imigrasi dan tidak membuang waktu pada masalah marjinal.
Tenaga kerja juga melayangkan tuntutan kepada Crosby, terkait perundingan perusahaannya, Crosby Textor, dan para pekerja di sana telah selesai dilakukan kepada industri tembakau.
Partai Konservatif pernah mengatakan mereka ingin mengesahkan RUU ini, bahwa anak-anak harus dilindungi. Tapi saat ini, tidak lama setelah bekerja dengan Lynton Crosby, David Cameron, lepas tangan dari masalah ini,” kata Diane Abbott, Menkes kabinet bayangan Inggris, yang mengajukan pertanyaan penting terkait permasalahan tersebut kepada majelis perwakilan rakyat.
“Orang akan heran jika pemerintah mengingkari janjinya, sekalipun karena alasan medis dan keluarga Kerajaan, yang seolah-olah ingin menyenangkan rekan-rekannya dalam bisnis besar.”
Editor : Sabar Subekti
RI-Inggris Sepakat Tingkatkan Keamanan Siber
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden RI Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Sta...