Penyanyi Richard Marx Bantu Ringkus Perusuh di Korean Air
LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM - Pelantun tembang populer Right Here Waiting, Richard Marx, membantu menahan sesama penumpang, yang dilaporkan mabuk dan menyerang penumpang lain dalam pesawat Korean Air.
Insiden itu terjadi pada saat penyanyi kelahiran Chicago berusia 53 tahun itu bersama istrinya, Daisy Fuentes, dalam perjalanan dari Hanoi-Vietnam menuju Seoul-Korea Selatan, ketika pria yang duduk di depan pasangan itu mulai membuat onar, menyerang pramugari serta penumpang lain.
Pria, yang dilaporkan Kantor Berita Yonhap berusia 34 tahun itu, mendorong pramugari dan menjambak mereka. Daisy Fuentes menilai kru kabin terlihat tidak siap menghadapi insiden semacam itu, memaksa Marx dan beberapa penumpang turun tangan mengamankan penumpang itu.
Membutuhkan waktu empat jam untuk melumpuhkan pria tersebut, seperti diberitakan CNN. “Para pramugari itu tidak sepenuhnya bisa mengendalikan dia. Mereka tidak tahu menggunakan taser dan tidak tahu bagaimana mengikatkan tali ke tubuh pria itu (yang tiga kali bisa lolos dari ikatan tali itu),” tulis Daisy Fuentes di Instagram, seperti dikutip BBC.
Marx menganggap insiden itu berbahaya. Dan, ia menduga kru pesawat tidak terlatih menghadapi situasi seperti itu.
Marx dan Daisy Fuentes, mengunggah foto insiden itu di akun media sosial mereka.
Di laman Facebook, Richard Marx, yang seperti diberitakan CNN mengadakan perjalanan ke Hanoi untuk berlibur, mengatakan, seorang awak kabin dan dua penumpang luka-luka dalam insiden tersebut. Penyanyi yang juga melahirkan lagu Now and Forever (1994) itu menuturkan, polisi langsung naik ke pesawat itu begitu mereka mendarat di Incheon International Airport.
Marx dan istrinya sudah tiba di rumah mereka di Los Angeles dengan aman dan selamat. Ia berpendapat semestinya maskapai itu mendapatkan sanksi atas kejadian itu. Namun, dalam suatu pernyataan, mengutip dari CNN, maskapai tersebut mengatakan tidak menggunakan taser karena khawatir mengenai orang-orang di sekelilingnya, mengingat si pembuat onar itu tak berhenti meronta.
Berkaitan dengan pujian yang berdatangan, Marx menganggap apa yang dilakukannya biasa saja, “Terima kasih untuk kepedulian kalian.”
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...