Penyebaran Ebola di Guinea Mengkhawatirkan
GUINEA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah organisasi kemanusiaan, Medecins Sans Frontiers (MSF), menjelaskan bahwa penyebaran kasus penyakit baru, virus ebola, pada beberapa wilayah di Guinea telah memasuki tahap penyebaran mengkhawatirkan.
Menurut MSF, pada Senin (31/3), Zaire Strain (salah satu karakter dalam virus ebola) merupakan karakter paling agresif dan mematikan dalam virus ebola. Zaire Strain telah menewaskan sembilan dari sepuluh pasien penderitanya.
Berdasarkan karakternya, virus ebola memiliki lima karakter, yakni Zaire Strain, Sudan Strain, Reston Strain, Cote D’ivoire Strain, dan Bundibugyo Strain.
Hingga saat ini, para ahli kesehatan di Guinea mencatat 122 pasien diduga terjangkit dan 78 orang telah meninggal dunia akibat virus ebola. Menurut laporan, penyebaran penyakit ini juga telah sampai di Sierra Leone dan Liberia.
Pada Sabtu (29/3), Pemerintah Senegal telah menutup jalur perbatasan menuju Guinea, sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Belum ada pengobatan ataupun vaksin ditemukan untuk menangani virus ebola, penyakit ini sangat menular, mematikan, dan menyebabkan pendarahan tidak terkendali.
Penyakit ini dapat ditularkan ke manusia melalui hewan liar. Diantara manusia sendiri, penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau dalam penanganan tidak baik pada mayat yang telah terkontaminasi.
Virus ebola lebih cepat membunuh dibanding penyebarannya.
Liberia
Organisasi bantuan Doctors Without Borders pada Senin mengatakan wabah Ebola yang telah menewaskan 78 orang di Guinea merupakan “epidemik yang belum pernah terjadi sebelumnya” saat Liberia mengonfirmasi kasus penyakit menular mematikan itu untuk pertama kalinya.
“Kami menghadapi besarnya epidemik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal penyebaran kasus di beberapa wilayah: Gueckedou, Macenta, Kissidougou, Nzerekore, dan sekarang Conakry,” kata Mariano Lugli, koordinator organisasi itu di ibu kota Guinea, dalam sebuah pernyataan.
Kelompok yang dikenal dengan inisial MSF itu mengatakan bahwa pada akhir pekan pihaknya akan mengerahkan sekitar 60 pekerja lapangan internasional yang berpengalaman dengan masalah demam berdarah di Conakry dan bagian tenggara Guinea.
“MSF sudah mengintervensi di semua kasus wabah Ebola yang dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir, namun wabah itu sebagian besar berada di daerah yang tidak menyebar secara geografis dan di lokasi yang lebih terpencil,” kata Lugli.
“Penyebaran geografis ini mencemaskan karena akan benar-benar mempersulit tugas organisasi yang bekerja memerangi epidemik tersebut.”(AFP/aljazeera.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
PM Lebanon Minta Iran Bantu Amankan Gencatan Senjata Perang ...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri sementara Lebanon pada hari Jumat (15/11) meminta Iran untuk...