Penyelenggara Kritik Tindakan Israel ke Gaza, Meta dan Google Mundur dari Web Summit
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Meta dan Google telah mengundurkan diri dari Web Summit, salah satu acara tahunan terbesar di sektor teknologi, setelah penyelenggara mengkritik tindakan Israel menyusul serangan Hamas, kata perusahaan tersebut pada hari Jumat (20/10).
Juru bicara Meta mengonfirmasi kepada AFP bahwa pihaknya tidak akan ambil bagian dalam acara tahun ini. “Kami tidak lagi hadir di Web Summit,” kata juru bicara Google.
Pengusaha Irlandia, Paddy Cosgrave, salah satu pendiri Web Summit, menulis di platform media sosial X pekan lalu bahwa dia “terkejut dengan retorika dan tindakan begitu banyak pemimpin & pemerintah Barat.”
“Kejahatan perang adalah kejahatan perang, bahkan ketika dilakukan oleh sekutu, dan harus diungkap apa adanya,” tulis Cosgrave pada 13 Oktober.
Militan Hamas menyerbu masuk ke Israel dari Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober, dan menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar warga sipil yang ditembak, dimutilasi atau dibakar sampai mati pada hari pertama serangan tersebut, menurut para pejabat Israel.
Israel mengatakan sekitar 1.500 pejuang Hamas tewas dalam bentrokan sebelum tentaranya kembali menguasai daerah yang diserang.
Lebih dari 3.700 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas di seluruh Jalur Gaza dalam pemboman Israel yang tiada henti sebagai pembalasan atas serangan kelompok militan Palestina, menurut jumlah korban terbaru dari kementerian kesehatan Hamas di Gaza.
Boikot yang dilakukan oleh Meta dan Google menyusul tindakan lain yang dilakukan oleh perusahaan dan tokoh teknologi, termasuk Intel, Siemens dan komedian Amerika Serikat, Amy Poehler, serta aktor X-files, Gillian Anderson.
Web Summit akan menjadi tuan rumah bagi sekitar 2.300 startup dan lebih dari 70.000 peserta pada 13-16 November di Lisbon.
Tokoh Silicon Valley, Garry Tan, yang merupakan pendukung start-up Y-Combinator, awalnya memulai boikot tersebut dan nama-nama besar lainnya di industri tersebut segera menyusul.
Cosgrave mengeluarkan permintaan maaf pada hari Selasa (17/10).
“Saya memahami bahwa apa yang saya katakan, waktu yang tepat untuk menyampaikannya, dan cara penyampaiannya telah menimbulkan luka mendalam bagi banyak orang. Kepada siapapun yang tersakiti dengan perkataan saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” katanya.
“Yang dibutuhkan saat ini adalah belas kasih, dan itu tidak saya sampaikan,” kata pernyataan itu.
Cosgrave mengatakan dia “tanpa syarat” mengutuk serangan Hamas yang “jahat, menjijikkan dan mengerikan” terhadap Israel dan “dengan tegas” mendukung “hak Israel untuk hidup dan mempertahankan diri.”
Ia juga mengatakan bahwa Israel harus mematuhi Konvensi Jenewa, “yaitu, tidak melakukan kejahatan perang.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...