Penyelidik Rusia Interogasi Keluarga Tersangka Teroris di Tajikistan
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Penyelidik Rusia berada di Tajikistan pada hari Selasa (26/3), menginterogasi keluarga dari empat pria yang didakwa melakukan serangan mematikan di gedung konser dekat Moskow, kata tiga sumber keamanan Tajikistan kepada Reuters.
Sumber tersebut, yang tidak berwenang memberikan komentar secara terbuka, mengatakan bahwa pejabat keamanan Tajik telah membawa keluarga tersebut ke ibu kota Dushanbe dari kota Vakhdat dan Gissar, dan dari distrik Rudaki.
Presiden Tajik, Emomali Rakhmon, secara pribadi mengawasi penyelidikan di pihak Tajik, kata sumber tersebut.
Pada hari Senin (25/3), saat memberikan komentar publik pertamanya mengenai serangan hari Jumat tersebut, Rakhmon menyebutnya sebagai “peristiwa yang memalukan dan mengerikan” dan mendesak warga Tajikistan untuk melindungi anak-anak mereka dari pengaruh berbahaya.
Empat pria asal Tajik telah ditahan atas tuduhan terorisme, karena dicurigai melakukan serangan tersebut. Tiga orang lainnya, juga asal Tajik, ditahan karena dicurigai terlibat.
ISIS mengatakan mereka bertanggung jawab atas serangan itu dan telah merilis rekaman video yang menunjukkan pembantaian tersebut. Kelompok tersebut belum mengidentifikasi satupun penyerangnya.
Awal bulan ini, Rakhmon mengatakan pemerintahnya khawatir dengan aktivitas para pengkhotbah ekstremis radikal yang “mencuci otak” pemuda Tajik, membuat mereka rentan terhadap manipulasi oleh kelompok asing dan badan intelijen.
Bekas republik Uni Soviet yang berpenduduk 10 juta jiwa ini adalah sekutu dekat Moskow dan menjadi tuan rumah pangkalan militer Rusia; perekonomiannya sangat bergantung pada kiriman uang dari lebih dari satu juta pekerja migran Tajikistan yang bekerja di Rusia.
Menurut pihak berwenang Rusia, setidaknya dua tersangka mengaku terlibat dalam serangan tersebut.
Penembakan tersebut telah memperkuat sentimen anti imigran di Rusia, sementara video yang menunjukkan para tersangka disiksa memicu reaksi yang terpecah. Komisioner Hak Asasi Manusia Rusia menyebut penggunaan penyiksaan terhadap tahanan tidak dapat diterima. Pihak berwenang Rusia mengatakan mereka sedang menyelidikinya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...