Penyintas stroke Jalan Kaki dari Yogyakarta Menuju Bandung
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyintas stroke Komaruddin Rachmat mulai berjalan kaki dari Yogyakarta menuju Bandung, Jawa Barat, untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan, khususnya soal penyakit stroke.
Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (6/8), Komar (69 tahun), penyintas stroke asal Kota Bekasi, mulai berjalan kaki dari titik nol kilometer di depan Kantor Pos, Yogyakarta, Sabtu (5/8) pukul 08.00.
Aksi longmarch sejauh 403 kilometer yang didukung Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Yogyakarta dan Cahaya Foundation itu dijadwalkan berlangsung mulai 5 sampai 26 Agustus. Dalam dua puluh harian ke depan, Komar akan berjalan kaki melintasi jalur selatan Pulau Jawa melewati kota/kabupaten, antara lain, Kulonprogo, Purworejo, Kebumen, Banyumas, Cilacap, Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut hingga di garis finish Bandung.
Melalui aksi jalan kaki Yogyakarta - Bandung itu, Komar ingin menunjukkan bahwa penyintas stroke bisa sembuh seperti sedia kala. Selama perjalanan, dia dikawal satu unit ambulans dan pengendara motor dari jaringan komunitas Cahaya Foundation.
Pada salah satu acara pelepasan bersama Yayasan Stroke Indonesia, Komar menceritakan perjuangannya menjalani terapi bermula ketika dia terserang stroke hemoragik (pembuluh darah pecah) pada 2012, saat itu dia berusia 58 tahun.
Setelah terserang stroke, kaki dan tangan bagian kiri Komar mati rasa. Bahkan, mulut dan bahunya miring ekstrem.
Setelah disiplin berkonsultasi dengan dokter, dia dinyatakan pulih dari stroke dan bisa menjalani kehidupan seperti dulu. Sebagai penyintas stroke, dia merasa prihatin karena banyak orang yang terkena penyakit itu pada usia relatif muda.
Tekad Komar berjalan kaki juga terinspirasi dari perjalanan tentara Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Bandung akibat keruntuhan Perjanjian Renville. Semangat juang itu dia bawa ke dalam upaya longmarch kali ini.
Komar ingin menunjukkan bahwa seorang penderita stroke berpeluang besar untuk kembali pulih jika dilandasi semangat dan tekad juang untuk sembuh.
Ketua Umum Yastroki Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono Sp.S, MARS, MH, dalam siaran yang sama, melihat tekad Komar untuk lepas dari belenggu stroke menggambarkan kampanye "Gerakan Perang Semesta Melawan Stroke" dan menjadi pemantik semangat bagi penyintas stroke untuk pulih.
"Ini sesuatu yang luar biasa. Aksi jalan kaki dari Yogyakarta ke Bandung ini sebenarnya keinginan Komar untuk bercerita kepada masyarakat bahwa penyintas stroke harus punya tekad yang kuat untuk pulih kembali," kata Tugas.
Aksi jalan kaki penyintas stroke juga dinilai bisa menginspirasi pemangku kepentingan untuk berkolaborasi memberikan penanganan stroke yang lebih baik pada masa mendatang.
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...