Perampok di Filipina Habisi Nyawa Pendeta Korsel
MANILA, SATUHARAPAN.COM – Seorang misionaris Kristen dari Korea Selatan (Korsel), Sim Jae Jok (usia 57 tahun) dikabarkan dipukul sampai mati dengan sekop dan tangki gas memasak oleh kawanan perampok yang masuk ke kediamannya di kota Taytay, Provinsi Rizal, atau tepatnya di sebelah tenggara dari ibu kota Filipina, Manila.
“Ada tetangga yang mendengar suara orang menjerit dengan keras, seperti perampok memukul korban," kata petugas penyidik Kepolisian Taytay, Hector Cardinales seperti yang dia kemukakan di Toronto Sun, hari Sabtu (21/5).
Cardinales menjelaskan, berdasar keterangan tetangga korban, peristiwa terjadi hari Sabtu (21/5) saat Sim nampak mempersiapkan diri untuk melakukan doa pagi.
Cardinales menjelaskan selain tangki gas, petugas kepolisian menemukan bercak darah pada pegangan sekop yang telah rusak karena digunakan dalam aksi perampokan.
Cardinales menjelaskan istri korban – yang tidak disebut namanya – beberapa saat setelah peristiwa terjadi mengunci diri di kamar tidur dan perampok mencoba masuk ke kamar tidur tetapi gagal.
Dari aksi tersebut, Cardinales menjelaskan, perampok mampu menggasak komputer jinjing dan telepon selular dari rumah berlantai dua tersebut.
Penyidik ââberencana memeriksa kamera keamanan, kata Cardinales, yang terdapat di rumah korban dan rumah tetangga apakah dapat menangkap gambar dari perampok.
Menurut Cardinales, Pasangan suami istri asal Korea Selatan tersebut telah tinggal di Filipina selama sekitar 13 tahun dan bekerja kelompok Kristen Korea Selatan yang mengurusi masyarakat miskin di Filipina.
Menurut Cardinales, paket hadiah yang ditujukan untuk keluarga miskin disimpan di ruang doa yang terletak di lantai dua rumah tersebut.
Di Seoul, Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan mengeluarkan pernyataan resmi yakni akan mengirim tiga petugas ke Filipina untuk membantu menyelidiki pembunuhan misionaris.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, menurut Toronto Sun, menyuarakan keprihatinan atas peningkatan angka pembunuhan dan kejahatan yang melibatkan warganya di Filipina. Pejabat kepolisian dari kedua negara mencapai kesepakatan pada bulan November 2015 untuk bekerja sama dalam penyelidikan kasus tersebut.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan sejak lama mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk tidak bepergian ke Pulau Mindanao selatan karena ancaman penculikan dan kejahatan lainnya.
Pada 2015, menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan yang dikutip Toronto Sun, 11 warga Korea Selatan dibunuh di Filipina. (torontosun.com).
Editor : Bayu Probo
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...