Perangi Limbah Lautan, Produsen Jerman Buat Sepatu dari Sampah Plastik
JERMAN, SATUHARAPAN.COM – Hingga 12,7 juta ton sampah plastik masuk ke lautan setiap tahun. Itu tentu saja fakta yang memuakkan. Sementara tanggung jawab pada masing-masing individu adalah dengan mengurangi kebiasaan penggunaan plastik sekali pakai, raksasa manufaktur global, Adidas, menggunakan pendekatan pembersihan baru.
Dari markas besar perusahaan tersebut di Herzogenaurach, Jerman, Mattias Amm, Direktur Produksi Adidas, memimpin upaya untuk mengembangkan berbagai alas kaki dengan plastik laut daur ulang.
"Kami sudah melakukan perjalanan panjang dalam kemitraan dengan (kelompok) Parley for the Oceans," katanya.
Sebagai oganisasi lingkungan, Parley bekerja untuk mengatasi ancaman besar terhadap lautan, dan itu mengilhami Adidas untuk mengembangkan metode manufaktur baru untuk memanfaatkan limbah plastik di pantai.
"Kami, secara bersama-sama, telah membuat proses untuk menggantikan benang plastik murni dengan benang plastik laut," kata Amm.
Memikirkan Kembali Rantai Pasokan
Dari stasiun pengumpulan limbah milik Parley, sejumlah blok botol plastik setengah-terkompresi dikirim ke pabrik di Taiwan.
"Titik pengumpulan utama dari Parley saat ini adalah di Maladewa dan di sanalah kami mengambil botol-botol itu," kata Amm.
"Dari sana botol dikirim ke Taiwan di mana mereka diparut menjadi serpihan kecil.”
"Serpihan itu kemudian dibersihkan dan sebagian dicairkan sehingga menjadi butiran kecil, dan kemudian butiran itu dibentuk menjadi benang."
Benang tersebut kemudian dipasok ke pangkalan manufaktur Adidas di seluruh dunia.
Dan sementara prosesnya telah mengalami berbagai tahap penyempurnaan, Amm mengatakan itu adalah proses yang bisa direplikasi oleh para produsen di seluruh dunia.
"Masalah (limbah laut) begitu besar dan kami tidak bisa menyelesaikannya sendiri, jadi jika kami bisa mendapatkan lebih banyak perusahaan yang terlibat, kami bisa mulai melawannya," katanya.
"Kami memulai hanya dengan satu sepatu plastik daur ulang dan sekarang kami ingin membuat lima juta pasang."
Untuk setiap pasang sepatu, 11 botol plastik daur ulang digunakan, beberapa di antaranya menggunakan lebih banyak botol, beberapa lainnya lebih sedikit, bergantung pada ukuran sepatu.
Ada Cukup Banyak Sampah
Amm mengatakan, benang plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat pakaian serta sepatu.
"Begitu Anda mendapatkan benang itu, pada dasarnya proses yang sama dari sana seperti ketika bekerja dengan plastik murni," kata Amm.
"Itu tidak 100 persen sama karena sifatnya sedikit berbeda; perbedaan utamanya adalah sifat peregangan benang.”
"Jadi kami telah merekayasa ulang program perajutan untuk, pada akhirnya, memastikan ada pengalaman yang sama dengan produk itu.” (abc.net.au)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...