Perangi Polusi Udara dengan Dinding Lumut
STUTTGART, SATUHARAPAN.COM – Kota Stuttgart di Baden-Wurttemberg, Jerman, seperti kota besar lain, berjuang untuk mengatasi masalah polusi udara. Inovasinya: menyaring debu dengan dinding yang ditutupi lumut.
Pemimpin Badan Lingkungan Federal Jerman (UBA) Maria Krautzberger, seperti dilansir situs dw.com, mengatakan, “Nitrogen dioksida selama beberapa dekade telah menaikkan risiko kesehatan warga.”
Krautzberger menunjuk langsung biang keroknya: mobil bermesin diesel.
Pemerintah Negara Bagian Baden-Wurttemberg telah memutuskan untuk memperkenalkan zona "tidak boleh berkendara" untuk kendaraan bermesin diesel dengan emisi lebih dari 80 miligram partikel halus per kilometer. Mulai tahun 2018, pencemar berat akan dilarang memasuki kota selama periode polusi tinggi.
Dinding Lumut sebagai Filter Udara
Upaya lain untuk meningkatkan kualitas udara adalah pemasangan dinding lumut. Lumut biasanya tumbuh di hutan pegunungan. Lumut yang menyerap nutrisi dari hujan dan udara diyakini bisa "memakan" polusi udara. Di Stuttgart, dinding lumut tersebut saat ini sedang dibangun sepanjang 100 meter dengan tinggi tiga meter.
Polutan, yang melekat pada permukaan lumut yang lengket, diubah oleh bakteri menjadi biomassa tanaman. Dua spesies lumut (Ceratodon purpureus dan Canescens racomitrium) yang digunakan untuk dinding filter, dibiakkan secara khusus untuk menyaring dan menurunkan kadar partikel halus.
Pengujian teknis menunjukkan hasil yang memuaskan. Sekarang masih harus dilihat, apakah metode itu juga akan membersihkan udara dari jalan-jalan penuh polusi udara dari Kota Stuttgart.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...