Perayaan Malam Natal Yang Tenang di Berbagai Negara
SATUHARAPAN.COM-Bethlehem pada hari Kamis (24/12) malam menyambut Natal dengan marching band yang gembira dan kedatangan pastor Katolik di Tanah Suci, tetapi hanya sedikit orang yang ada di sana untuk menyambut mereka akibat pandemi virus corona dan penguncian yang ketat dalam perayaan di tempat kelahiran Yesus.
Pemandangan tenang serupa juga terjadi di seluruh dunia saat pertemuan keluarga yang meriah dan doa yang biasanya menandai liburan itu diperkecil atau dibatalkan sama sekali.
Di Australia, jemaah harus memesan tiket secara online untuk menghadiri kebaktian gereja yang memberlakukan jarak sosial. Filipina melarang pertemuan massal dan melarang keluarga besar mengadakan makan malam tradisional pada malam Natal. Lagu-lagu tradisional Natal dari anak-anak yang dinyanyikan dari pintu ke pintu juga dibatalkan di Yunani.
Natal di Italia
Pada malam Natal di Italia, lonceng gereja berbunyi lebih awal dari biasanya. Pemerintah Italia memberlakukan jam malam pada pukul 22:00 malam. Jam malam mendorong para pendeta untuk mengadakan kebaktian dan Misa "Tengah Malam" mulai Kamis malam di beberapa gereja sedini mungkin beberapa jam setelah gelap.
Paus Fransiskus, yang mengatakan orang-orang "harus mematuhi" langkah-langkah otoritas sipil untuk memerangi penyebaran COVID-19. Tahun ini, misa malam Natal di Basilika Santo Petrus diubah dari pukul 21:30 malam menjadi 19:30 malam.
Paus Fransiskus dalam homilinya memberikan refleksi tentang makna Natal. “Kami sering mendengar bahwa kegembiraan terbesar dalam hidup adalah kelahiran seorang anak. Itu adalah sesuatu yang luar biasa dan mengubah segalanya,” katanya. Seorang anak "membuat kita merasa dicintai tetapi juga bisa mengajari kita cara mencintai."
“Tuhan dilahirkan sebagai seorang anak untuk mendorong kita untuk merawat orang lain,” kata Paus.
Athena
Perayaan di tempat lain di Eropa dibatalkan atau diperkecil jumlah yang hadir karena infeksi virus melonjak di seluruh benua itu dan varian baru yang mungkin lebih menular telah terdeteksi.
Di Athena, malam Natal sangat sunyi. Di waktu normal, suara anak-anak yang menyanyikan lagu-lagu Natal dengan dentingan logam segitiga bisa terdengar sepanjang hari. Kebiasaan selama puluhan tahun, di mana anak-anak pulang ke rumah dan menerima hadiah kecil, dilarang tahun ini.
Kelompok anak-anak berhasil menghormati tradisi dengan bernyanyi untuk Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis melalui tautan video, termasuk siswa dari sekolah untuk anak-anak dengan kesulitan pendengaran yang tampil dalam bahasa isyarat.
New York, AS
Sepanjang pandemi, salah satu gereja yang paling terpukul di New York City adalah Gereja Lutheran Santo Petrus di Manhattan. Para pemimpin gereja mengatakan lebih dari 60 anggota jemaat, yang jumlahnya sekitar 800 orang sebelum pandemic, telah meninggal karena COVID-19. Hampir semuanya adalah bagian dari komunitas sekitar 400 orang yang menghadiri kebaktian dalam bahasa Spanyol.
Meskipun menghadapi luka hati mereka, anggota jemaat, kebanyakan mereka imigran, menyumbangkan mantel, syal, dan pakaian musim dingin lainnya untuk lebih dari 100 migran anak di bawah umur di sebuah pusat penahanan di Manhattan.
Sementara banyak gereja Kota New York lainnya telah melanjutkan kebaktian secara langsung, Saint Peter terus mempersembahkan misa hanya secara online. Jadwal untuk Malam Natal dan hari Natal termasuk misa dalam bahasa Inggris dan Spanyol, dan kebaktian jazz bilingual.
Bethlehem
Di Betlehem, para pejabat berusaha memanfaatkan situasi yang buruk. “Natal adalah hari libur yang memperbarui harapan di dalam jiwa,” kata Walikota Bethlehem, Anton Salman. “Terlepas dari semua kendala dan tantangan akibat corona dan minimnya pariwisata, kota Betlehem masih menatap masa depan dengan optimisme.”
Cuaca mendung dan hujan menambah suasana suram, ketika belasan orang berkumpul di Lapangan Palungan tengah untuk menyambut Patriark Latin Pierbattista Pizzaballa. Band marching band muda memainkan lagu-lagu Natal dengan instrumen bagpipe, diiringi dentuman drum, memimpin prosesi yang menggembirakan menjelang kedatangan patriark di sore hari.
“Terlepas dari batasan, kami ingin merayakan sebanyak mungkin, dengan keluarga, komunitas dan kegembiraan,” kata Pizzaballa, yang akan memimpin pertemuan kecil misa Tengah Malam. “Kami ingin menawarkan harapan.”
Ribuan peziarah asing biasanya berduyun-duyun ke Betlehem untuk merayakannya. Tetapi penutupan bandara internasional Israel untuk turis asing, bersama dengan pembatasan Palestina yang melarang perjalanan antar kota di daerah yang mereka kelola di Tepi Barat yang diduduki Israel, membuat sepi pengunjung.
Pembatasan tersebut membatasi kehadiran warga dan rombongan kecil pejabat agama. Perayaan malam, ketika para peziarah biasanya berkumpul di sekitar pohon Natal, dibatalkan, dan Misa Tengah Malam hanya terbatas pada pendeta.
Virus korona telah memberikan pukulan telak bagi sektor pariwisata Bethlehem, sumber kehidupan ekonomi lokal. Restoran, hotel, dan toko suvenir telah ditutup.
Brasil
Pantai ikonis Rio de Janeiro, Brasil, tetap buka, tetapi keputusan Balai Kota yang bertujuan membatasi pertemuan mencegah pengemudi parkir di sepanjang pantai. Hujan juga membuat sepi pengunjung pantai.
Thomas Azevedo dan putranya yang berusia sembilan tahun menantang cuaca buruk untuk mendirikan kios kecil, menjual bir dan caipirinhas yang terbuat dari buah segar. Menjelang sore, dia belum menjual apa pun.
“Ini bukan hujan; pada tahun-tahun sebelumnya tempat itu penuh dengan turis saat Natal. Tahun ini tidak ada siapa-siapa," kata Azevedo, 28 tahun.
Australia
Warga Australia hingga baru-baru ini menantikan Natal yang relatif bebas COVID-19 setelah pembatasan perjalanan melintasi perbatasan negara bagian dilonggarkan dalam beberapa pekan terakhir dengan tidak adanya bukti penularan komunitas. Tetapi setelah kasus baru terdeteksi selama sepekan terakhir, negara kembali menutup perbatasan mereka.
Lebanon
Sementara banyak tempat di seluruh dunia yang memberlakukan atau meningkatkan larangan untuk Natal, Lebanon adalah pengecualian. Dengan ekonominya yang kacau balau dan sebagian ibu kotanya hancur oleh ledakan di pelabuhan pada 4 Agustus, Lebanon telah mencabut sebagian besar tindakan virus menjelang liburan, dengan harapan dapat mendorong pengeluaran.
Puluhan ribu ekspatriat Lebanon telah tiba di rumah untuk liburan, menyebabkan kekhawatiran akan lonjakan kasus yang tak terhindarkan selama musim perayaan.
Lebanon memiliki persentase umat Kristen terbesar di Timur Tengah, sekitar sepertiga dari lima juta penduduknya, dan secara tradisional merayakan Natal dengan banyak kemeriahan.
“Orang-orang di sekitar kami lelah, tertekan, dan kehabisan tenaga, jadi kami berkata, mari kita menanamkan setetes kegembiraan dan cinta,” kata Sevine Ariss, salah satu penyelenggara pekan raya Natal di sepanjang jalan tepi pantai tempat ledakan menyebabkan kerusakan paling parah.
Indonesia
Di Indonesia, ibadah malam Natal hanya dihadiri oleh sabagian kecil jemaat, karena pembatasan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Namun sebagian besar gereja memberikan pelayanan ibadah dengan juga menyajikan video yang dipublikasikan secara live atau tertunda.
Sebagian besar umat Kristen merakayakan malam Natal dengan bersama keluarga di rumah. Namun Menteri Agama yang beru, Yaqut Cholil Qoumas, pada malam Natal menghadiri sebuah gereja di Semarang, Jawa Tengah, GPIB Immanuel. (dengan AP
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...