Perayaan Natal di Bethlehem
BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM - Warga Palestina pada hari Minggu (24/12) melakukan persiapan menit-menit terakhir di kota Bethlehem di Tepi Barat, menjelang perayaan Natal.
Tapi tahun ini, di samping pohon natal tradisional di Manger Square, ada poster yang mencela keputusan Presiden Amerika Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menteri pariwisata Palestina Rula Maayah berjanji langkah Trump tidak akan menghentikan orang-orang di Bethlehem merayakan Natal."Di sini, di Betlehem semua orang Palestina memiliki pesan bagi seluruh dunia, bahwa Yerusalem adalah ibu kota Palestina, Yerusalem adalah kota Palestina yang diduduki oleh Israel," katanya.
Warga Palestina bentrok dengan tentara Israel sejak pengumuman Yerusalem oleh Trump tanggal 6 Desember lalu. Sejauh ini sepuluh warga Palestina tewas dan puluhan lagi cedera.
Para pejabat Vatikan melintasi pos pemeriksaan militer Israel dari Yerusalem sebelum Misa tengah malam di Gereja lokasi kelahiran Yesus.
Ratusan penduduk setempat dan pengunjung asing berkumpul di Lapangan Palungan sementara pramuka Palestina dengan bermain seruling bagpipe berpawai melewati pohon Natal. Menyertai hiasan Natal tahun ini adalah spanduk yang memprotes pengakuan Yerusalem oleh Trump.
Wali kota Anton Salman mengatakan ia berharap Natal ini akan sangat meriah, "karena kita ingin menunjukkan kepada orang bahwa kita adalah rakyat yang layak memperoleh kehidupan, layak dengan kebebasan, layak dengan kemerdekaan, layak mempunyai Yerusalem sebagai ibu kota kami.”
Berdoa untuk Filipina
Sementara itu Paus Fransiskus mengatakan ia berdoa bagi penduduk Mindanao, pulau di Filipina yang hancur karena banjir dan tanah longsor.
Paus Fransiskus ketika menyambut warga di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu, (24/12) mengatakan badai "menyebabkan korban dan kehancuran" . Ia berkata demikian beberapa jam sebelum merayakan Misa Perayaan Malam Natal.
Paus Fransiskus mengatakan ingin meyakinkan penduduk Mindanao tentang doanya. Ia berdoa agar "Tuhan welas asih menerima jiwa mereka yang tewas dan menghibur semua yang menderita karena bencana ini."
Ia mendesak warga yang berada di alun-alun itu: "Mari berdoa bagi orang-orang ini." Selama pesan Angelus-nya, Paus juga meminta "perdamaian bagi seluruh dunia" dan untuk membebaskan orang-orang religius yang diculik. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...