Perayaan Tri Suci Waisak, Menag: Momentum Introspeksi Diri
MAGELANG, SATUHARAPAN.COM – Bulan purnama dan puluhan lampion bertabur di langit malam Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Waktu menunjukkan pukul 20.40 WIB tatkala rombongan Menag Lukman Hakim Saifuddin tiba di pelataran Candi Borobudur, Sabtu (18/5) malam.
Menag yang hadir didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI M Effendi, segera bergabung dengan ribuan umat Buddha yang telah memenuhi pelataran Candi Borobudur. Semua berkumpul dalam rangka Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2563 Buddhist Era Tahun 2019.
Menag menyampaikan, peringatan Tri Suci Waisak merupakan momentum untuk mengevaluasi diri. “Momentum ini menjadi kesempatan untuk melakukan introspeksi, mengevaluasi diri, dan menyucikan diri, untuk melakukan perubahan. Kita memiliki tujuan yang sama, bagaimana kebahagiaan dan kemajuan terwujud,” kata Menag, seperti dilaporkan Benny Andriyos dan dilansir kemenag.go.id.
Tampak hadir pula dalam peringatan Tri Suci Waisak, Ketua DPP Walubi Hartati Murdaya, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Danlanud Adi Sucipto, Dirjen Bimas Buddha, para kepala daerah, Kakanwil Kemenag Jateng dan Yogyakarta.
Menag menambahkan, Hari Raya Waisak yang jatuh pada 19 Mei 2019 merupakan momen bagi umat Buddha untuk memperingati tiga hal penting, yaitu: kelahiran orang suci, pencapaian kebuddhaan, serta meninggalnya Buddha Gautama.
Maka Menag berharap umat dapat meneladani ajaran Sang Buddha. Salah satu ajarannya adalah agar tiap manusia hidup sesuai dengan Dhamma. Hal itu tertuang dalam Kitab Dhammapada syair 168-169.
“Sadarlah akan kenyataan, jangan tertipu, hiduplah sesuai dengan Dhamma. Seseorang yang hidup dengan Dhamma akan hidup bahagia, dalam kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang,” demikian Menag mengutip.
Menag yang tampil mengenakan kemeja putih dipadu kain sarung batik ini pun mengingatkan kembali tentang pentingnya moderasi beragama dalam keberagaman di Indonesia. Menurutnya keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia merupakan kekuatan, bukan hal yang melemahkan.
“Kita menghargai kebangsaan kita dengan kebinekaan kita. Perbedaan bukanlah kelemahan, perbedaan adalah kekuatan,” ujar Menag.
Karena itu, Menag pun berharap semoga berkah Tri Suci Waisak membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi umat manusia. “Akhirnya kepada segenap umat Buddha, sekali lagi saya mengucapkan selamat Hari Tri Suci Waisak 2563 BE/Tahun 2019. Semoga Tuhan YME memberkahi kita semua,” kata Menag.
Pada perayaan Tri Suci Waisak ini Menag juga menyerahkan karya batik dengan cerita legenda Jawa dalam pigura kepada Ketua Umum DPP Walubi Hartati Murdaya.
BNPB Perluas Cakupan Operasi Modifikasi Cuaca Hingga Ke Jawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas cakupan Operasi Mo...