Perbatasan di Rafah Dibuka, Warga Negara Asing Mulai Meninggalkan Gaza
RAFAH, SATUHARAPAN.COM-Sejumlah orang pemegang paspor asing yang terjebak di Gaza mulai meninggalkan wilayah yang dilanda perang itu pada hari Rabu (1/11) ketika penyeberangan Rafah ke Mesir dibuka untuk pertama kalinya sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, lapor koresponden AFP.
Konvoi bantuan yang sangat dibutuhkan telah melintas antara Mesir dan Gaza namun tidak ada orang yang diizinkan untuk menyeberang. Sekitar 400 orang asing dan warga negara ganda serta sekitar 90 orang yang sakit dan terluka diperkirakan akan meninggalkan negara itu pada hari Rabu.
Qatar sebelumnya memediasi perjanjian antara Mesir, Israel dan Hamas, melalui koordinasi dengan AS, untuk memungkinkan pergerakan pemegang paspor asing dan beberapa orang yang terluka parah keluar dari Gaza yang terkepung, sebuah sumber yang mengetahui kesepakatan tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu.
Perjanjian tersebut akan memungkinkan pergerakan pemegang paspor asing dan beberapa orang yang terluka parah melalui perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza, meskipun tidak ada batas waktu berapa lama penyeberangan Rafah akan tetap terbuka untuk evakuasi, sumber tersebut menambahkan.
Sumber keamanan Mesir sebelumnya mengatakan bahwa hingga 500 pemegang paspor asing akan melewati perbatasan Rafah pada hari Rabu. Sekitar 200 orang menunggu di sisi perbatasan Palestina pada Rabu pagi, kata sumber itu.
Sumber kedua mengatakan tidak semua orang diharapkan bisa hadir pada hari Rabu. Tidak ada batas waktu berapa lama penyeberangan itu akan tetap dibuka untuk evakuasi, tambah mereka.
Dua dokter Filipina yang tergabung dalam kelompok bantuan medis Doctors Without Borders (MSF) termasuk di antara kelompok orang asing pertama yang dipilih untuk meninggalkan Gaza dan menyeberang ke Mesir, kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Filipina pada hari Rabu.
“Penyeberangan harus dilakukan kapan saja,” kata wakil menteri Eduardo De Vega.
Seorang pejabat Barat mengatakan daftar orang-orang dengan paspor asing yang dapat meninggalkan Gaza telah disepakati antara Israel dan Mesir dan kedutaan terkait telah diberitahu. Seorang pejabat Israel yang tidak ingin disebutkan namanya membenarkan bahwa Israel berkoordinasi dengan Mesir untuk keluar dari sana.
Mesir telah menyiapkan rumah sakit lapangan di Sheikh Zuwayed di Sinai, kata sumber medis.
Ambulans pertama yang membawa warga Palestina yang terluka dari Gaza yang dilanda perang memasuki Mesir melalui penyeberangan Rafah pada hari Rabu, kata seorang pejabat Mesir, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Tayangan langsung yang ditayangkan di stasiun televisi menunjukkan perawat Mesir dan petugas pertolongan pertama memeriksa warga Palestina yang terluka lalu membawa mereka dengan tandu ke ambulans Mesir.
Setidaknya satu anak terlihat di salah satu ambulans, dan para pejabat mengatakan sekitar 90 orang yang terluka paling parah akan diizinkan menyeberang untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit Mesir.
Perjanjian tersebut tidak terkait dengan isu-isu lain yang sedang dinegosiasikan seperti sandera yang disandera oleh Hamas, kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza, atau jeda yang dirancang untuk meringankan krisis kemanusiaan di wilayah kantong tersebut yang menderita kekurangan makanan, air, bahan bakar dan medis, kata sumber itu.
Israel mengirim pasukannya ke Gaza setelah berminggu-minggu pemboman udara sebagai pembalasan atas serangan besar Hamas yang didukung Iran pada 7 Oktober.
Hamas telah mengatakan kepada mediator bahwa mereka akan segera membebaskan sekitar 200 atau lebih tawanan asing yang mereka tawan selama serangan terhadap Israel, kata Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata kelompok tersebut, Brigade Al-Qassam, dalam sebuah video di aplikasi Telegram, hari Selasa (31/10). Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah tawanan atau kewarganegaraan mereka.
Serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober menewaskan sekitar 300 tentara dan sekitar 1.100 warga sipil, kata tokoh Israel.
Setidaknya 8.525 warga Palestina, termasuk 3.542 anak-anak, tewas dalam serangan balasan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza. (AFP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kepala Pasukan UNIFIL: Posisi PBB di Lebanon Berisiko Didudu...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pada hari Jumat (1/11) bahw...