Perceraian Tinggi, Iran Luncurkan Situs Jodoh
IRAN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Iran meluncurkan situs jodoh dalam upaya mengurangi tingginya angka perceraian di negara tersebut.
“Data menunjukkan sekitar 22 persen perkawinan berakhir dengan perceraian dan angkanya lebih tinggi lagi di ibu kota Teheran,” kata wartawan BBC seperti dilansir bbc.co.uk, Jumat (29/5).
Sebagian besar perceraian tersebut dialami oleh pasangan di bawah usia 30 tahun, kelompok usia terbanyak di Iran.
Situasi ini membuat para pejabat khawatir dan untuk menghentikan tren ini pemerintah meluncurkan layanan online bagi yang ingin mendapatkan jodoh dan membina rumah tangga.
Situs baru ini disebut hamsan.tebyan.net dan dijalankan oleh Organisasi Pembangunan Islam, sebuah lembaga di bawah pengawasan Pemimpin Tertinggi yang mempromosikan gaya hidup Islam.
Pengguna yang mencari cinta sejati akan diminta untuk memasukkan rincian dasar, seperti tinggi dan berat badan, juga pekerjaan orang tua dan status perkawinan. Pertanyaan konvensional tentang hobi, selera musik atau film favorit tidak muncul.
Tidak seperti situs kencan tradisional, kandidat tidak dapat melihat profil pengguna lain atau bahkan fotonya, sebagai otoritas keagamaan ini dianggap tidak sopan. Hanya administrator situs yang dapat mengakses dan mulai mencocokkan "kompatibel" pasangan.
Saat meluncurkan situs ini, Mahmoud Golrazi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga mengatakan pemerintah mentargetkan 100.000 perkawinan dari layanan ini.
"Dengan demikian kami membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak-anak muda," kata Golrazi.
Kaveh, seorang warga di Teheran, menyambut baik langkah pemerintah ini.
"Sangat sulit bertemu dengan orang-orang di Teheran ... (situs jodoh) ini pilihan yang baik," kata Kaveh.
Tetapi Ali, juga warga Teheran, mengaku skeptis karena pengguna tidak bisa memilih sendiri calon pasangan.
"Pasangan ditentukan oleh orang-orang yang menjalankan situs. Saya tak yakin mereka akan memilihkan orang yang tepat bagi saya," kata Ali. (bbc.co.uk)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...